6 Penyebab Prostitusi Marak Versi KPAI

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) ikut angkat bicara terkait penyebab maraknya prostitusi. Komisioner KPAI Susanto menyebut ada enam faktor pemicu prostitusi.

Pertama, karena faktor eksploitasi oleh mucikari. Menurut dia, tidak sedikit perempuan bahkan perempuan usia anak dijebak, ditipudaya, dirayu tanpa sadar ternyata dipekerjakan sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK). “Kondisi ini tentu harus diselamatkan. Karena dia menjadi korban,” tegas dia, kepada wartawan, Rabu (13/5/2015).

Kedua, lanjut Susanto, faktor berpikir instan. Ada seseorang yang menjadi PSK karena dorongan ekonomi secara cepat. “Kondisi ini tentu, tidak boleh terjadi. Karakter berpikir instan harus dicegah,” ungkapnya.

Ketiga, faktor keterpaksaan karena dipaksa, diperbudak oleh seseorang atau kelompok. “Ia tak berdaya untuk melawan. Pemerintah harus menyelamatkan agar mereka tidak lagi terjerumus sebagai PSK,” jelasnya.

Keempat, faktor pengaruh lingkungan atau teman sebaya. Tak sedikit, seseorang terjerumus prostitusi karena pengaruh lingkungan. Kelima, pengaruh gaya hidup. Tak jarang pula seseorang masuk lingkungan prostitusi, didorong oleh gaya hidup hedonis yang menafikan nilai agama, asas kepatutan dan kesusilaan. Keenam, faktor frustasi.

“Ada pula orang memutuskan masuk lingkaran prostitusi karena sebagai pelarian atas masalah yang dialami. Prostitusi berdampak negatif bagi anak dan generasi, karena perilaku mereka berpotensi ditiru oleh anak. Maka semua pihak harus mencegah, menyelamatkan korban dan tidak memberikan ruang berkembangnya prostitusi,” tutupnya.

Exit mobile version