Cegah Kecurangan, UN di SMPN 49 Diawasi CCTV dan KPAI

Ujian Nasional (UN) 2015 bagi para pelajar tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Indonesia mulai digelar pada Senin (4/5/2015). Di Jakarta Timur (Jaktim), terdapat satu sekolah yang melaksanakan UN 2015, dengan menggunakan alat Circuit Close Television (CCTV) sebagai pengawas.

Sekolah tersebut yakni SMP Negeri 49, yang berlokasi di Jalan Raya Bogor Km 20 Kelurahan Kramat Jati, Kecamatan Kramat Jati, Jaktim. Kepala SMPN 49, Sri Sulastri, mengatakan, sebenarnya pengawasan dengan CCTV telah lama dilakukan, sejak sekolah masih berstatus Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).

“Kamera CCTV ini sebenarnya merupakan peninggalan dari saat sekolah statusnya masih RSBI, dan seluruhnya masih bisa dioperasikan. Jadi pelaksanaan UN di sini ya diawasi dengan CCTV di setiap kelas. Selain CCTV, tiap kelas juga diawasi oleh 2 petugas pengawas,” kata Sri di Gedung SMPN 49 Jakarta, Senin (4/5).

Sri menjelaskan, bahwa jumlah CCTV yang dipasang di SMPN 49 ini ada sekitar 28 unit, yang terpasang di setiap ruang kelas dan sudut lorong atau koridor. Ada pula di tangga dan di halaman sekolah. CCTV ini, kata dia, memudahkan sekolah melakukan pengawasan dan memberikan rasa aman dan nyaman bagi siswanya.

Sejumlah kamera CCTV tersebut, tambah Sri, sengaja dipasang di tiap ruang kelas untuk mengawasi kegiatan siswa maupun guru di dalam kelas. Selain itu, CCTV ini juga berguna untuk mengetahui apakah ada kegiatan belajar mengajar di dalam kelas atau tidak. Sehingga, semua kegiatan di SMPN 49 ini bisa terlihat.

Selain CCTV, pelaksanaan UN 2015 hari pertama di SMPN 49 Jakarta ini ternyata juga diawasi pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Mereka sengaja datang, untuk melihat apakah ada siswa yang memiliki hak ikut UN, namun tidak bisa ikut UN. Termasuk untuk mengetahui kendala siswa yang tak mengikuti UN.

Komisioner KPAI, Susanto mengungkapkan, bahwa hasil dari peninjauan mereka, ada satu orang siswa yang tidak mengikuti UN 2015 di SMPN 49 Jakarta. Siswa itu, menurutnya, tidak ikut UN karena sedang dirawat di Rumah Sakit (RS) Cijantung lantaran terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD).

“Di sekolah ini terdapat 309 siswa yang menjadi peserta UN. Namun satu orang, yang diketahui bernama Arlodio Putra Utama (16) belum bisa mengikuti UN. Dia tengah dirawat di RS Cijantung. Kami pun akan monitor ke sekolah-sekolah lainnya untuk mengetahui ada tidaknya kendala di lapangan,” tutur Susanto.

Sementara, Kepala Suku Dinas (Kasudin) Pendidikan Jaktim Zona 2, Didi Sugandi, menyatakan bahwa sejauh ini naskah UN SMP sudah didistribusikan ke sekolah-sekolah, dan tak ada kekurangan ataupun kerusakan naskah. Total jumlah peserta UN di zona 1 dan 2 ini sebanyak 44.787 siswa.

“Kami berikan kesempatan pada siswa yang berhalangan, baik karena sakit atau ada kepentingan lain, untuk mengikuti UN susulan pekan depan. Khusus untuk yang sakit, kalau memang siap ikut UN kita siapkan naskah dan pengawasnya. Sehingga mereka tetap mengikuti UN utama ini,” ungkap Didi.

Exit mobile version