Cek SMPN 32 yang Roboh, KPAI: Gedung Belum Pernah Direnovasi

JAKARTA – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendatangi lokasi gedung SMP 32 Tambora, Jakarta Barat, yang kemarin roboh. Mereka mengumpulkan data dan keterangan untuk menentukan langkah yang akan mereka ambil.

“Ini KPAI melakukan pengumpulan data dan keterangan terkait upaya apa yang bisa kami lakukan karena pandangan kami bahwa ketika membaca bahwa ini adalah gedung tua, belum pernah direnovasi sejak berdiri, maka kami khawatir, kalau ini terus-menerus dipertahankan, ini akan roboh. Nanti akan roboh yang lain,” kata komisioner KPAI Retno Listyarti di lokasi, Jumat (22/12/2017).

KPAI mendatangi lokasi tersebut pada Jumat pagi. Mereka meninggalkan gedung sekitar pukul 09.15 WIB.

Dia mengatakan KPAI nanti akan memberikan rekomendasi kepada Pemprov DKI Jakarta. Rekomendasi itu terkait keselamatan siswa saat proses belajar-mengajar di sekolah tersebut.

“Tentu kami merasa penting sekali hadir di sini untuk melihat kondisi yang sebenarnya di seluruh gedung untuk tahu seperti apa kondisinya, sehingga kami bisa merekomendasikan ke pemerintah DKI Jakarta untuk segera menyelamatkan anak-anak ini setelah libur semester ini, jika memang kondisinya tidak memungkinkan,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, komisioner KPAI lainnya, Susianah Affandi, menyebut ada empat orang yang mengalami trauma akibat kejadian ini, termasuk dua orang yang tertimpa reruntuhan bangunan. Salah satu korban yang merupakan pegawai tata usaha (TU) bahkan sulit diajak bicara.

“Yang langsung kami lihat, ada 4 korban yang trauma, 2 korban yang tertimpa langsung dan 2 korban yang histeris yang kami temui di dalam. Satu korban TU itu tidak bisa diajak bicara,” kata Susianah.

KPAI berharap dinas terkait tak saling lempar tangan dalam menyelesaikan masalah ini, melainkan berkoordinasi untuk melakukan penanganan.

“Jadi KPAI berharap pemerintah DKI ini tidak lempar tangan, karena Dinas Pendidikan bilang ngecat saja tidak boleh karena ini cagar budaya, ini kan bangunan Tiongkok dulu. Ini kan semacam lempar-lemparan,” pungkasnya. 

Exit mobile version