Didukung Guru hingga DPR RI

Langkah Mendikbud Anies Baswedan menghentikan kurikulum 2013 berjalan mulus. Justru dukungan mengalir luas terhadap Anies. Mulai dari guru, anggota DPR RI hingga lembaga negara seperti Ombudsman dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistiyo menyebut keputusan menteri Anies tepat. “Keputusan yang sangat tepat. Sebagai pelaku pendidikan, saya menyambut gembira pembatalan kurikulum mentah itu,” kata Sulistiyo.

Menurut Sulistyo, kurikulum 2013 memang belum siap untuk diaplikasikan. Tidak hanya kesiapan guru dan sekolah, Sulistyo juga menemukan bahwa kurikulum 2013 secara substantif kurikulum banyak kesalahan.

Dukungan juga datang dari anggota Komisi X DPR RI Surahman Hidayat. “Kurikulum 2013 sejak awal, memang terlalu dipaksakan, sehingga menimbulkan banyak permasalahan di lapangan,” tegas Surahman.

Dengan adanya kebijakan baru yang dikeluarkan oleh Pemerintah, Surahman berharap pemerintah lebih berhati-hati dan lebih mempersiapkan dengan matang segala sesuatunya.

“Kebijakan yang dibuat menteri harus cermat, jangan mengarah pada penerapan kurikulum kembar, yang berpotensi menyimpang dari UU Sisdiknas. Tapi untuk mempersiapkan secara lebih matang bagi pengembangan kurikulum yang ada,” ungkap politisi PKS ini.

Lembaga negara pengawas pelayanan publik, Ombudsman juga mengapresiasi dan mendukung penuh Anies Baswedan. “Ini merupakan keputusan perdana yang strategis dari Menteri Anies dalam upayanya membenahi dunia pendidikan di Indonesia yang penuh silang sengkarut ini,” ujar anggota Ombudsman Bidang Penyelesaian Laporan, Budi Santoso.

Menurut Budi, sejak awal perencanaan dan pelaksanaan, Kurikulum 2013 memang sudah diwarnai kontroversi karena prosesnya yang tidak transparan, tergesa-gesa dan terkesan dipaksakan tanpa persiapan serta uji coba yang memadai untuk sebuah perubahan kurikulum yang sangat penting.

Bahkan, aneka laporan masyarakat terkait hal itu juga diterima Ombudsman RI. Seperti, distribusi buku pelajaran Kurikulum 2013 yang bermasalah, penjualan buku paket di pasaran, minimnya pelatihan bagi guru terkait penerapan Kurikulm 2013, serta kerumitan sistem penilaian yang tidak saja membingungkan bagi siswa tapi juga bagi para guru itu sendiri.

Komisioner KPAI Susanto menyebut, kurikulum 2013 sering membingungkan baik guru maupun murid. “Memang positif sebab dalam pembelajaran ada aspek agama, sosial, bahasa dan matematika juga ada, itu sebenarnya bagus. Hanya memang masih perlu disempurnakan. Ini berdampak negatif kepada guru dan siswa yang mengadu ke KPAI karena mereka kebingungan,” ucap Susanto..

Susanto mengungkapkan dari laporan ke KPAI bahwa banyak siswa yang terbebani dengan pelaksanaan Kurikulum 2013. Selain itu, koordinasi guru yangn kurang baik dalam penerapan kurikulum itu juga tentunya berdampak pada siswa.

Exit mobile version