Figur Publik Sebaiknya Tak Umbar Tato Saat Bermain Sinetron atau Muncul di TV

Figur publik yang memiliki tato di tangan atau di tubuh sebaiknya tak sembarang mengumbarnya di televisi. Sebab banyak anak kecil yang menjadi pemirsa televisi. Jangan sampai tato yang menghiasi tubuh sang artis menjadi contoh dan ditiru anak-anak.

“Figur publik harus mampu memberikan keteladanan. Anak-anak butuh keteladanan yang baik,” kata Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam, Rabu (27/8/2014).

Memang tato tak berarti negatif. Bahkan di sejumlah masyarakat dianggap sebagai pertanda seseorang. Tapi secara umum dalam norma yang berlaku, ada yang dinilai tak pantas.

“Pejabat publik, tokoh masyarakat, dan juga artis banyak dilihat anak-anak untuk kemudian diimitasi dalam pola perilaku sehari-hari. Untuk itu perlu ada kearifan dalam menampilkan diri di area publik, sehingga keteladanan yang diberikan adalah keteladanan yang baik,” jelas dia.

Menurutnya, para tokoh publik atau artis perlu bijak dalam melihat persoalan ini. Ada anak-anak yang begitu kuat dalam melihat sosok idola. Belum lagi kemudian mereka memasuki fase pencarian jati diri.

“Dalam fase pertumbuhan, anak-anak selalu membutuhkan figur dan idola, dan cenderung meniru sosok yang diidolakan. Untuk itu, penting bagi publik figur untuk menampilkan diri secara baik sehingga layak menjadi teladan dan idola,” tutup Niam.

Exit mobile version