Hari Ibu, KPAI Soroti Banyaknya Ibu yang Salah Mengasuh Anak

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyampaikan kritik membangun dalam peringatan Hari Ibu ke-86 yang jatuh pada Hari ini. Ia menilai, jutaan ibu di Indonesia masih menggunakan pola pengasuhan yang tidak ramah anak.
“Jutaan kaum Ibu di Indonesia masih menggunakan pola pengasuhan berdasarkan warisan, bukan konsep pengasuhan yang ramah anak,” kata Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Susanto saat dihubungi via telepon, Senin (22/12).

Dijelaskan Susanto, pola pengasuhan yang salah itu amat berbahaya. Katanya, hingga kini banyak ibu yang sering membentak anak, mencubit, dan membanding-bandingkan anak.

“Anak juga dibiarkan main game bermuatan kekerasan, dibiarkan makan yang mengandung zat pewarna berbahaya dan MSG,” ucap Susanto.

Susanto menyebut, hasil survei KPAI di 9 provinsi Indonesia 2 tahun lalu, 38 persen anak mengaku sering mengalami kekerasan oleh ibu terhadap anak. Sementara, 35 persen dilakukan ayah, dan sisanya oleh para saudara.

Catatan Susanto, lebih dari 60 ribu kaum ibu di Indonesia menjadi kepala keluarga. Ibu-ibu itu menghidupi anaknya, memenuhi kesehatan, pendidikan, tanpa kenal rasa lelah. Jiwanya selalu disemangati spirit ‘perubahan’ nasib anaknya di kemudian hari.

“Sangat banyak kaum ibu menjadi ‘pencari nafkah utama’ bagi keluarga, meski secara formal masih ada suami. Ratusan ribu kaum Ibu di Indonesia yang menjadi TKW merupakan bagian kecil dari contoh betapa mereka menjadi penafkah utama, sementara suami mengurus anak di rumah. Lalu, ribuan kaum Ibu bekerja di daerah pesisir. Umumnya mereka bukan sebagai pelaku ekonomi mandiri, namun sekadar bekerja, bekerja dan bekerja. Ia minim gagasan, minim modal, minim keberanian untuk mengelola dan mengembangkan potensi pesisir secara mandiri,” jelas Susanto.

Susanto menambahkan, dirinya berharap agar kritik membangun itu dapat menjadi perhatian kaum ibu di Indonesia. Ia meminta agar ibu mengasuh anak dengan pola pengasuhan yang ramah anak.

“Semoga momentum peringatan Hari Ibu ini dapat menjadi refleksi, penyatuan gagasan dan konsolidasi aksi untuk memajukan dan menguatkan serta mencegah beragam masalah yang dihadapi oleh kaum ibu,” jelas Susanto.

Exit mobile version