Heboh Grup Gay Warga Garut di Facebook, Anggotanya Pelajar SMP dan SMA: Begini Tanggapan KPAI

JAKARTA – Warga Kabupaten Garut dihebohkan oleh munculnya grup kelompok gay dan homoseks yang anggotanya merupakan pelajaran SMP dan SMA. Grup ini aktif menggelar obrolan di Facebook dengan anggota yang mencapai 2.500 orang.

Berdasar pantauan, hingga saat ini aktivitas grup tersebut masih berjalan.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan prihatin merebaknya grup yang menyimpang dari fitrah ini.

Jasra Putra, M.Pd, komisioner KPAI menyatakan, pihaknya akan segera mendalami temuan ini dan berkoordiasi dengan kepolisian terkait penyelidikan grup di media sosial tersebut.

Pihaknya akan menyelidiki apakah ada aktor orang dewasa yang memengaruhi anak-anak ini sehingga mereka membuat grup terbuka di Facebook.

“Kami meminta pemerintah dalam hal ini Kominfo untuk memblokir grup facebook tersebut, kecuali untuk alasan penyelidikan bagi kepolisian,” kata Jasra.

Pihaknya juga meminta kepada Kemensos, Kemenkes dan Kemendikbud mengambil peran terkait anak pelaku maupun korban jaringan ini sesuai dengan kewenangan masing-masing. Katakanlah Kemensos bisa melakukan pendampingan dan rehabilitasi korban anak agar kembali kepada fungsi-fungsi sosialnya secara normal.

Jasra juga meminta orang tua agar intensif melakukan komunilasi dan pendampingan kepada anak-anak mereka , karena kelompok gay tersebut sesungguhnya banyak dibentuk dari perilaku lingkunganya.

Pihaknya juga meminta netizen tidak melakukan bullying kepada anak pelaku maupun korban, sebab mereka butuh kita untuk memberikan informasi positif terkait perilaku menyimpang yang seharusnya kita ikut luruskan.

“Dalam waktu dekat ini, KPAI akan menemui Pemkab Garut terkait penanganan anak korban dan pelaku. Kita juga koordinasi dengan Kapolres Garut terkait aktor-aktor yang membuat grup facebook tersebut, termasuk apakah semuanya termasuk kategori anak,” kata Jasra,

“Perilaku menyimpang ini butuh intervensi semua pihak agar anak bisa menjalankan fungsi-fungsi sosialnya secara baik dan memahami nilai-nilai agama dan budaya ketimuran,” ungkapnya. 

 
Exit mobile version