JANGAN GUNAKAN ANAK UNTUK KEPENTINGAN POLITIK

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyayangkan adanya dugaan penyalahgunaan anak untuk kepentingan politik kelompok tertentu saat aksi bela Tauhid pada Jumat (2/11), sebagaimana dapat disaksikan dalam link video berdurasi sekitar 1 menit yang diterima KPAI pada sabtu (3/11) dari seorang pengadu, video tersebut merupakan unggahan dari Instagram dengan nama @keadilansemu_reborn, yang tampaknya diambil dari Instagram “generasi pejuang”.

Dari pengamatan KPAI, dalam video tersebut terlihat seorang anak laki-laki sedang berorasi dengan berapi-api. Ananda berusia sekitar 10-11tahun, diawal video ada tulisan “Orator Termuda Di dunia”. Orasinya terkait bendera tauhid yang di bakar, ada ucapan “mati bersimbah darah” dan ditutup dengan sebuah pantun yang mengarah memilih Capres tertentu. Kutipan pantunnya adalah sebagai berikut :

Jalan-jalan ke kelapa dua
Jangan lupa mampir ke toko sepatu
Eh Lu pade jangan lupa pilih nomor dua
Lupain yang nomor Satu

Berkaitan dengan video tersebut, maka KPAI menyampaikan sikap sebagai berikut :

1. KPAI menilai bahwa video tersebut sudah memenuhi unsur penyalahgunaan anak dalam kegiatan politik. Untuk itu, KPAI mendorong BAWASLU mengusut sesuai dengan tugas dan kewenangan yang dimiliki.

2. KPAI menyesalkan aksi bela tauhid disisipi pesan kampanye politik dan dikaitkan dengan pemilihan presiden dan di duga kuat menggunakan anak-anak sebagai juru kampanye. Anak-anak seharusnya tidak dilibatkan dalam kepentingan politik oleh pihak manapun.

Exit mobile version