Jelang Libur, KPAI Imbau Masyarakat Pilih Tempat Wisata Ramah Anak

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta kepada masyarakat untuk memilih tempat wisata yang ramah dan aman bagi anak. Hal ini dilakukan untuk menyambut hari libur sekolah akhir tahun yang sebentar lagi akan tiba.

Ketua KPAI Asrorun Ni’am Sholeh mengatakan terdapat empat indikator tempat wisata ramah anak yaitu aman, edukatif, inspiratif dan bebas dari kekerasan, pornografi dan eksploitasi.

“Selain empat indikator di atas, yang paling penting adalah ratio kapasitas dengan jumlah pengunjung yang memadai. Jangan sampai kapasitas kecil, pengunjung membludak. Ini tentu tidak aman bagi anak,” kata Ni’am, Senin (14/12).

Ia mengatakan keamanan merupakan syarat pertama tempat wisata ramah anak. Oleh sebab itu, pengelola tempat wisata harus bisa memastikan jumlah petugas keamanan mencukupi untuk mengawasi para pengunjung.

“Jika tempat wisatanya air, maka harus ada safe guard. Ada petunjuk keselamatan sehingga pengunjung bisa memahami apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana atau kecelakaan,” tuturnya.

Sejauh ini, KPAI mencatat ada beberapa tempat wisata yang aman dan ramah untuk anak. Tempat wisata tersebut adalah Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Kidzania, Phinisi di kawasan Blok M, Saung Mang Ujo, Kampung Gajah di Bandung, Kampung Dongeng di Ciputat dan Taman Safari.

“Kita sadar memiliki keterbatasan untuk menyeleksi tempat-tempat wisata yang ramah anak. Tapi, dengan keterbatasan itu, kita ingin menyerukan agar masyarakat mengetahui di mana saja tempat wisata yang layak dikunjungi anak,” katanya.

Tempat wisata menjadi destinasi paling banyak dikunjungi di saat libur. Hal ini tidak lepas dari berkurangnya aktivitas harian saat libur sekolah. Apalagi di saat perayaan natal dan akhir tahun, biasanya masyarakat antusias mengunjungi tempat rekreasi.

KPAI memberi peringatan kepada orangtua untuk tidak melepas anak-anak mereka di tempat permainan game. Dalam pantauan KPAI, banyak tempat permainan yang menyediakan game online tidak ramah anak, karena adanya konten yang penuh kekerasan, pornografi dan perjudian.

“Kita mengharapkan para orang tua tetap mengedepankan keselamatan dan keamanan keluarga, khususnya anak-anak. Jangan sampai tempat rekreasi yang seharusnya diisi dengan keceriaan, berubah menjadi kesedihan,” kata Ni’am.

Exit mobile version