Jelang Minggu Tenang, KPAI Temukan Ratusan Anak dan Balita Terlibat Kampanye Capres 01 di Karawang

Pengawasan kpai dan bawaslu di Stadion Singaperbangsa, Kabupaten Karawang

 

JAKARTA — Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bersama Bawaslu RI menyatakan menemukan ratusan pelibatan anak dan balita dalam kampanye terbuka calon presiden nomor urut 01 Jokowi-Amin, Selasa (9/4/2019).

Kampanye terbuka itu digelar di Stadion Singaperbangsa, Kabupaten Karawang.

Temuan diungkap komisioner perlindungan anak Indonesia, Jasra Putra, yang melakukan pengawasan langsung atas kampanye terbuka tersebut.

Komisioner KPAI Jasra Putra mengatakan Dalam pertemuan KPAI dan Bawaslu setelah kampanye selesai, maka dilakukan kajian bersama yang dihadiri oleh Ketua Bawaslu Kursin Kurniawan dan tim pengawas kampanye terkait banyaknya temuan anak-anak yang dibawa oleh orang tua dan lembaga pendidikan pesantren yang diduga berasal dari wilayah Kabupaten Ciamis dan Cianjur dalam kampanye terbuka tersebut. Anak-anak hadir menggunakan atribut kampanye seperti baju kaos, jilbab, caping (topi tani) dan atribut lainya. Temuan ini akan segera ditindak lanjuti oleh Bawaslu sesuai dengan mandat Undang-Undang nomor 7 tahun 2017 pasal 280 ayat 2 huruf “k” terkait larangan warga negara yang tidak memiliki hak memilih.

Menurutnya, Empat hari menjelang minggu tenang pelibatan anak dalam kampanye terbuka masih banyak terjadi. Hal ini menandakan bahwa panitia atau peserta kampanye belum memiliki solusi yang efektif terkait masih hadirnya anak-anak dalam kampanye. Alasan-alasan klasik seperti anak diajak oleh orang tua yang tidak memiliki pengasuh dirumah, sudah dihimbau agar tidak membawa anak-anak dan alasan lain yang disampaikan oleh panitia maupun orang tua.

Namun alasan tersebut tentu akan ada solusi jika komitmen perlindungan anak dan pemenuhan hak anak menjadi perhatian utama . Padahal anak-anak dan balita yang ikut kampanye di Kabupaten Karawang tersebut mereka merasakan kelelahan dan menangis karena terik panas yang dirasakan oleh anak-anak ditengah orang-dewasa yang hadir. Tentu kondisi ini akan memberikan dampak fisik dan psikis bagi anak dalam tumbuh kembangnya yang seharusnya menjadi kewajiban semua pihak untuk melindungi.

“Sangat kita sayangkan ada pengakuan dari anak yang diwawancarai bahwa mereka diajak sebetulnya untuk pergi ke Jakarta mengunjungi salah satu keluarga pengasuh, namun ternyata mereka diajak kedalam arena kampanye terbuka Capres 01. Hal ini tentu melukai perasaan anak terkait informasi awal yang tidak sesuai dengan kenyataan,” ujarnya. (Rel)

 

Sumber : m.minangkabaunews.com

Exit mobile version