Kenali Tanda-tanda Awal Anak Mengalami Kekerasan

JAKARTA – Menurut Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Asrorun Ni’am Sholeh, angka kekerasan terhadap anak mencapai 3.700 kasus per tahun dengan rata-rata 15 kasus setiap harinya, seperti dikutip dari laman Tempo.

Dampak kekerasan tersebut dapat menyebabkan anak mengalami trauma dan dapat memengaruhi aspek kehidupan anak di masa yang akan datang.

Untuk itu, sebaiknya para orang tua lebih peka dan belajar mengenal tanda-tanda apabila anak mengalami kekerasan. Menurut psikolog klinis anak, Fathya Artha Utami, orang tua bisa mengobservasi beberapa tanda awal berikut, jika anak mengalami kekerasan:

– Adanya perubahan emosi dan perilaku pada anak misalnya anak menjadi lebih cengeng, lebih mudah marah, menjadi lebih pendiam, atau lebih mencari-cari perhatian

– Adanya luka atau lebam pada anak, atau tanda-tanda fisik lainnya yang tidak lazim

– Anak menghindari suatu hal atau tempat, misalnya menjadi takut ke toilet, tidak mau bersekolah, atau tidak mau bertemu guru

– Anak mengalami mimpi buruk secara berulang

– Mengalami kemunduran kemampuan, misalnya anak yang sudah tidak mengompol menjadi sering mengompol lagi, atau anak yang sudah lancar bicara menjadi sulit mengutarakan sesuatu

– Bertanya atau membicarakan suatu topik yang tidak sesuai usianya secara terus menerus misalnya mengenai hal-hal yang berbau seksualitas atau kekerasan

Apabila orang tua menemukan tanda-tanda tersebut, Fathya menyarankan para orang tua untuk mengajak bicara anak dan bertanya kepada orang lain atau kepada ahli.

“Jika orang tua melihat tanda-tanda tersebut, sebaiknya orang tua mengajak anak bercerita tentang apa yang ia rasakan dan alami akhir-akhir ini. Orang tua bisa mengajak anak bercerita melalui media buku cerita atau boneka agar anak tidak merasa ‘terancam’ ketika ditanya. Selain itu, orang tua bisa bertanya tentang kondisi anak kepada orang dewasa lain di sekitar anak dan berkonsultasi dengan ahli seperti psikolog anak,” tulisnya.

Exit mobile version