Kondisi Iqbal membaik, bisa pulang tapi tunggu rekomendasi KPAI

Iqbal Saputra, bocah 3,5 yang menjadi korban kekerasan setelah dianiaya oleh mantan pacar Ibunya, Dadang Supriyatna (29), kini kondisinya sudah jauh lebih baik. Iqbal juga sudah diizinkan untuk menjalani perobatan jalan.

Iqbal yang kini masih menempati ruang VIP Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, sudah bisa tersenyum lebar, sedikit demi sedikit mulai bisa berjalan serta tubuhnya mulai gemuk, jauh lebih baik dari pertama kali saat mendapat perawatan di rumah sakit tersebut.

Paman Iqbal, Mukhtar (45), mengakui dokter yang menangani Iqbal sebenarnya sudah mengizinkan keponakannya itu untuk menjalani perobatan jalan. Namun, dia tengah menunggu surat rekomendasi dari pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

“Kata dokter sih sudah bisa rawat jalan, tetapi belum dapat surat rekomendasi KPAI, jadi masih belum bisa pulang,” ujar Mukhtar kepada wartawan di RSUD Koja, Jakarta Utara, Selasa (22/4).

Sementara itu, Sekretaris KPAI Erlinda menuturkan, pihaknya tengah mempelajari dan memastikan terlebih dahulu kondisi perkembangan terakhir Iqbal. “Kita masih belum lihat lagi rekam mediknya Iqbal,” tandas Erlinda.

Sesuai dengan kesepakatan bersama, kata Erlinda, Iqbal akan diasuh oleh bibinya yang bernama Irma. Sebab, kondisi psikis dari ibu kandung Iqbal, Iis Novianti (30), belum stabil.

“(Iis) kan masih jalani pengobatan juga, jadi kita percayakan kepada tantenya,” ujarnya.

Meskipun demikian, lanjut Erlinda, Iis tetap bisa terus bertemu dengan Iqbal walaupun tidak diasuh secara langsung olehnya. “Mereka juga nanti tetap tinggal serumah, jadi kan bisa tetap ketemu,” ucapnya.

Setelah Iqbal pulang nanti, KPAI tetap akan mengawal perkembangan kesehatan bocah berusia tiga tahun itu. “Terapi rawat jalan, psikis, dan fisiknya juga masih kita lakukan,” ungkapnya.

Selain itu, kata Erlinda, Iqbal juga akan mendapatkan pendampingan pendidikan dengan cara homeschooling saat Iqbal sudah mulai masuk sekolah. “Kemungkinan bisa homeschooling. Itu juga kalau dia nggak bisa sekolah di sekolah formal,” ujarnya.

Exit mobile version