Konten Seksual Muncul di WhatsApp. Apa Tanggapanmu?

 JAKARTA – WhatsApp menjadi aplikasi penting yang wajib ada di sebuah smartphone. Namun, baru-baru ini aplikasi chatting tersebut membuat cemas para orangtua, karena beredarnya konten seksual yang mudah diakses dalam bentuk GIF (Graphic Interchange Format).

Konten GIF tersebut muncul dalam fitur pendukung pesan yang satu paket dengan emoji. Cara menemukannya adalah dengan membuka tampilan keyboard dan memilih ikon untuk memasukkan emoji. Lalu, pilih ikon GIF pada bagian bawah. Disitulah semua gambar dengan format GIF bisa dipilih.

Hal yang membuat khawatir adalah ketika pengguna WhatsApp, khususnya anak-anak dibawah umur, mengetik kata ‘sex’ pada kolom pencarian GIF. Akan muncul konten seksual yang dinilai tidak pantas untuk anak-anak pengguna WhatsApp.

Mirisnya, konten tersebut tak hanya ditemukan pada WhatsApp. Ternyata juga terdapat di aplikasi Facebook Messenger dan Telegram.

Komisi Perlindungan Anak (KPAI) sudah mengetahui kasus ini. Komisioner KPAI, Jasra Putra, berharap Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) dapat menghapus konten tersebut.

Ia meminta Kemkominfo untuk melakukan pemblokiran terkait konten porno yang terdapat dalam aplikasi tersebut.

Selanjutnya, meminta kepolisian untuk melakukan penyelidikan terkait dugaan konten porno dalam aplikasi, dan melakukan koordinasi dengan kepolisian asal aplikasi tersebut untuk melakukan langkah-langkah hukum.

KPAI juga mengimbau kepada orangtua agar mengawasi aplikasi yang digunakan anak, agar bisa steril dari konten tersebut.

Pemerintah harus segera mendorong dan membuat internet sehat termasuk aplikasi yang bisa dipakai oleh anak Indonesia secara baik.

Dilansir dari kumparan.com, Komisioner KPAI yang lain, Sitti Himawatty mengatakan bahwa media sosial harus memperkuat sistem keamanan mereka, agar tidak disalahgunakan oleh orang lain.

“Oleh karena itu, terhadap media sosial yang bersifat umum, perlu ada penguatan pengamanan fasilitas lebih ketat lagi agar tidak mudah ditumpangi oleh kepentingan orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” ucap Sitti.

Hingga Senin (6/11), masih belum ada respon dari Kemkominfo terkait kasus ini. Konten asusila tersebut masih beredar di fitur layanan tambahan GIF pada aplikasi yang bernaung dibawah atap Facebook itu.

Namun yang pasti, KPAI berencana mengundang perwakilan dari aplikasi pesan lintas platform tersebut, untuk membicarakan soal konten yang tak bisa dikonsumsi oleh anak-anak itu.

Exit mobile version