KPAI : 63 Anak Petani Karawang Membutuhkan Atap Tempat Tinggal dan Penerangan

Kisah petani Teluk Jambe Karawang yang demo berjilid jilid sampai kubur diri didepan Istana Presiden Jakarta, pada akhirnya menjadi kisah yang mengharukan dan bahagia.

Bertempat di Muara Gembong Bekasi Presiden menyampaikan memberi jaminan lahan untuk para petani Teluk Jambe Karawang. Salah satu petani Ibu Remy diminta ke depan oleh Presiden dan menanyakan apa yang diharapkan sekarang.

Pertama, ia mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden Jokowi yang telah memberikan hak atas tanah. Kedua, lahan yang diberikan belum ada akses jalan dan listrik. Ketiga, karena rumah dan lahan mereka sudah hancur 1 tahun yang lalu dan mengungsi, ingin sekali bisa diberikan atap tempat tinggal dan penerangan.

Presiden langsung menjawab saya akan cek langsung ke lokasi. Ok untuk jalan dan listrik. Hanya Presiden menekankan agar mereka segera kembali bertani. Beliau juga meminta para petani jangan sampai aksi kubur diri lagi, yang disambut gelak tawa dan haru para petani.

Jasra Putra Komisioner KPAI menyampaikan setelah para petani beristirahat di Gedung Muhammadiyah selepas aksi di Istana. Kami beberapa kali bertemu Presiden untuk membicarakan nasib anak anak petani.

Alhamdulillah, dengan pemberian lahan ini. 63 anak anak petani ada harapan dan masa depan. Saya berharap berbagai organisasi yang membantu selama mereka mengungsi 1,2 tahun lalu, kembali bergandengan tangan membantu tempat tinggal sementara dan penerangan.

Ilma Sovri Yanti dari Satuan Tugas Perlindungan Anak yang sejak 4 November 2016 mendampingi anak anak para petani Teluk Jambe Karawang. Mendengar Presiden mengembalikan hak petani atas lahan berharap anak anak juga diperhatikan. Upayakan setelah kembali ke lokasi mereka mendapatkan akses pendidikan, kesehatan, tempat tinggal yang layak, keamanan yang lebih baik. Ilma masih ingat sejak Oktober 2016 sampai November 2017 mereka mengungsi dan berpindah pindah, melakukan aksi jalan kaki Karawang Jakarta, ketakutan masuk ke hutan hutan, berpindah mulai dari Karawang ke kantor LBH Jakarta dan Kontras dan terakhir di kantor Muhammadiyah. Anak anak juga ada yang hidup terpisah dalam jangka waktu yang lama akibat orang tuanya berjuang, kini saatnya kita reunifikasi mereka dengan mendapatkan tempat yang lebih layak.

Sebagai mana diketahui setelah kabar berita mengabarkan mereka diusir, rumah rumah dihancurkan, lahan pertanian dihancurkan dan beberapa ditahan Kepolisian sejumlah lembaga prihatin dan menjalankan aksi kemanusiaan untuk Petani Teluk Jambe Karawang mulai dari Muhammadiyah, NU, KWI, PGI, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, LBH Jakarta, Kontras, LBH Bandung, Satgas Perlindungan Anak, Grup Reaggae, Komunitas Perkusi, Kanisius, LBH Fornas LKSA, PKPU, Baznas,  Berkah Mirza Indonesia, Rumah Sakit Islam Jakarta, AKMI, World Vision Indonesia, Sakti Peksos, TRC Kemensos dan Save The Children  memdampingi 267 orang dari keluarga petani selama mereka di Jakarta.

Selama perjuangan ini sudah 3 saudara kami yang meninggal. Kemenangan ini kami persembahkan untuk mereka dan anak anak kami sekarang. Mohon bantuan masyarakat agar kami memiliki tempat tinggal sementara dan penerangan, kata Ibu Remy.

Ketika ditanya apa rasanya akhirnya Presiden memberikan sertifikat hak atas lahan untuk bertani. Jawaban Ibu Remi singkat entah Pak kami masih campur baur, haru juga bahagia. Akhirnya perjuangan ini ada ujungnya. Meski kami masih sedih kalau ingat rumah rumah dihancurkan, perkebunan dihancurkan. Doakan saja Pak kami akan segera membangun kehidupan kembali dari nol.

Para Petani sebelumnya  sempat mengungsi 3 bulan di Masjid At Taqwa Kantor PP Muhammadiyah kemudian dipindahkan ke Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tanah Abang Jakarta Selatan, setelah mendapat janji Presiden mereka baru mau pulang ke Karawang, meski belum tahu mau tinggal dimana. Berbagai pihak prihatin dan menyatakan dukungannya terhadap para petani. 

Secara khusus Diyah Puspitarini Ketua Umum Nasyiatul Aisyiyah dalam pertemuan tokoh agama dan ormas dengan Presiden, menyampaikan nasib para petani Karawang. Begitupun Dahnil Anzar Simanjuntak ketika Pemuda Muhammadiyah di undang Presiden mempresentasikan hasil penelitian praktek korupsi jabatan, juga menyampaikan hal yang sama. 

Ketua MPR Bapak Zulkifli Hasan sempat melihat langsung kondisi mereka di pengungsian PCM Tanah Abang dan berlanjut banyak tokoh dan publik figur yang datang ke lokasi.

Exit mobile version