KPAI Ajak Masyarakat Gunakan Hari Ibu sebagai Refleksi

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengajak masyarakat mengoreksi diri tentang perlakuan umum terhadap kaum ibu yang sejauh ini kurang menguntungkan.

“Selamat Hari Ibu. Semoga momentum peringatan ini dapat menjadi refleksi, penyatuan gagasan dan konsolidasi aksi untuk memajukan dan menguatkan serta mencegah beragam masalah yang dihadapi oleh kaum ibu,” kata Komisioner KPAI Susanto di Jakarta, Senin (22/12).

Dia mengatakan ibu merupakan salah satu elemen penting dalam pertumbuhan anak. Lebih dari itu, terdapat setidaknya 60.000 ibu di Indonesia menjadi kepala keluarga.

“Dia menghidupi anaknya, memenuhi kesehatan, pendidikan tanpa kenal lelah. Jiwanya selalu disemangati oleh semangat perubahan nasib anaknya di kemudian hari,” kata dia.

Ibu, masih kata dia, masih banyak yang menjadi pencari nafkah utama bagi keluarga meski secara formal masih ada suami. Ratusan ribu ibu di Indonesia yang menjadi tenaga kerja wanita yang bekerja di luar negeri merupakan bagian kecil dari contoh betapa mereka menjadi penafkah utama, sementara suami mengurus anak di rumah.

“Ribuan ibu bekerja di daerah pesisir umumnya mereka bukan sebagai pelaku ekonomi mandiri. Mereka sekadar bekerja, bekerja dan bekerja. Dia minim gagasan, minim modal, minim keberanian untuk mengelola dan mengembangkan potensi pesisir secara mandiri,” kata dia.

Lebih lanjut dikatakannya jutaan kaum ibu di Indonesia masih menggunakan pola pengasuhan anak berdasarkan nilai-nilai warisan atau bukan konsep pengasuhan yang ramah anak.

“Anak sering dibentak, dicubit, dibanding-bandingkan, dibiarkan main ‘game’ bermuatan kekerasan, dibiarkan makan makanan yang mengandung zat pewarna berbahaya dan MSG adalah fakta-fakta kecil yang harus dicegah. Sekolah menjadi ibu ramah anak merupakan solusi,” kata Susanto.

Exit mobile version