KPAI Ajak Semua Pihak Selamatkan Segera 2 Anak Yang Diculik

Laporan tiga siswi SDN 01 Pagi Tanjung Duren Petamburan Jakarta Barat, yang selamat dalam aksi operasi massal penculikan anak harus segera di respon bersama, terutama pihak berwenang.

Sinyal pesan itu disampaikan ketiganya ketika berhasil selamat atas aksi horor di sekitar sekolah. Bahwa masih ada 2 anak didalam mobil kata mereka.

Kak Jasra Putra Komisioner KPAI bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak mengajak semua pihak segera merespon laporan ini. Kita tidak banyak waktu, bagaimanapun harus ada upaya ekstra keras dan kita semua harus membantu pihak Kepolisian mengungkapkannya.

Gubernur DKI Bapak Djarot Saiful Hidayat juga dapat berperan proaktif menginstruksikan jajarannya untuk mengingatkan para orang tua segera melapor bila kehilangan anak. Agar dapat membantu Kepolisian segera melakukan identifikasi.

Beliau merilis 11 point yang harus dilakukan agar tidak terulang kembali. Dan mengajak berbagai pihak kerja bersama untuk mewujudkan Jakarta yang lebih layak anak. Ia juga menyoroti tentang hilangnya kebijakan anggaran Ruang Publik Terbuka Ramah Anak.

Harusnya kisah upaya penculikan 5 anak bisa menjadi perhatian Pemerintah DKI Jakarta dengan menambahkan ruang ramah anak. Justru harus ditambah dan dibangun satelit RPTRA dengan melibatkan masyarakat, bukan malah menghilangkan. 

Bahwa 31 Indikator Kota Layak Anak yang telah ditetapkan pemerintah perlu komitmen semua pihak. Jangan sampai konflik orang dewasa meninggalkan tanggung jawab hak sipil negara sebagai orang tua anak anak Indonesia

Berikut rilis yang disampaikan Kak Jasra pada Kantor Berita Anak Indonesia:

KPAI Ajak Berbagai Pihak Bergerak Cepat Selamatkan Anak Yang Diculik Di SD Petamburan

Peristiwa penculikan anak kembali terjadi atas pengakuan Tiga Siswi SD Negeri 01 Tanjung Duren Petamburan Jakarta Barat. Hal ini akan membawa dampak psikologis kepada sekolah dan lingkungan sekitar.

Untuk itu penting untuk mengurangi hal tersebut serta mempercepat pengungkapan peristiwa, satuan sekolah, masyarakat sekitar segera melaporkan apapun yang dianggap mencurigakan. Bila melihat, mendengar, merasakan hal hal yang kira kira berhubungan dengan peristiwa untuk segera melapor.

Dukungan cepat menjadi penting, agar Kepolisian dapat mengungkap, serta cepat mencari jejak penculik yang masih membawa dua anak yang disekap dalam mobil.

Pertama sekali Sekolah perlu melakukan pemetaan lingkungan, terutama siswa siswinya yang masih mempunyai kegiatan sepulang sekolah. Agar ada kewaspadaan dan pencegahan. Karena kejadian ini bermula ketika anak anak ingin les setelah sekolah. 

Kedua, Orang tua diingatkan untuk memperhatikan dan berkomunikasi dengan anak anaknya. Melalui sekolah, lingkungan anak dan tempat les. Agar tidak lengah dan membangun kewaspadaan.

Ketiga, kekosongan perhatian kepada anak akan menjadi tanggung jawab siapa, terutama pada jam jam rawan sepulang sekolah. Karena biasanya para siswa punya kegiatan ekstra kurikuler atau janjian dengan temannya. Perlu perhatian lebih dari para orang tua. Bahwa dalam perlindungan anak memang butuh gerakan sekampung.

Keempat, mengantisipasi bersama lingkungan dengan menempatkan CCTV di area yang dianggap penting dan rawan. Agar dengan adanya ini dapat membantu bila peristiwa berulang.  Seperti sekitar sekolah.

Kelima, Mengajak masyarakat, anak anak sekolah dan orang sekitar yg mendengar, merasakan dan melihat segera melapor ke Kepolisian. Apalagi mengerti jenis mobil yang dipakai penculik, segala identitas yang bisa mendekatkan Kepolisian seperti jenis mobil, 2 anak dalam mobil ciri cirinya seperti apa, apakah pakai seragam sekolah, apakah pantauan sekitar ada cctv, jarak sekolah dan tempat les atau segala yang dianggap sekitar mencurigakan sebelumnya

Keenam,  Orang tua, sekolah dan masyrakat sekitar dihimbau tidak panik dan menyerahkan kewaspadaan kedepan kepada pihak keamanan dan kepolisian guna melakukan antisipatif dalam beberapa hari ke depan sampai dianggap aman dan ada pemetaan daerah perlindungan anak.

Ketujuh, kejadian penculikan merupakan peristiwa yang diduga terencana, profesional. Merupakan tanda tanda berita yang selama ini kita takutkan akan eksploitasi anak anak dengan motif bisnis dan kejahatan luar biasa benar benar bisa terjadi. Perlu pendalaman motif tesebut dari pihak Kepolisian. Agar menghilangkan ketakutan para orang tua dan sekolah.

Kedelapan, meminta Kemendikbud dan Dinas Pendidikan melengkapi fasilitas sekolah dengan CCTV. Karena telah lama kekerasan disekolah dan sekitar lingkungan terjadi dan membutuhkan alat bantu agar dapat mengungkap peristiwa dengan baik. Agar dapat bersama sama orangtua siswa dan masyarakat melakukan mengurangi dan melakukan pengawasan bersama di sekolah. Dengan terkoneksi kepada pihak pihak yang dianggap penting dan dapat memberi masukan.

Kesembilan, dukungan orang tua siswa dan masyarakat didalam penyelenggaraan perlindungan anak dan peningkatan kualitas pendidikan menjadi penting untuk perhatian bersama. Mendirikan area pelaporan yang terdekat dengan anak dengan melatih dan membudayakan kepada anak melapior kekerasan. Sekolah, tempat ibadah, kantor rt/rw memberi ruang, signage atau papan petunjuk lapor dan petugasnya. 

Kesepuluh, kejadian ini mengingatkan Pemerintah untuk terus giat membangun ruang fasilitas ruang ramah anak terbuka, apalagi Propinsi DKI Jakarta sudah mendapat penghargaan Kota Layak Anak, akhirnya harus ditingkatkan. *Bukan justru menghilangkan kebijakan dan anggaran ruang publik terbuka ramah anak (RPTRA).*  Begitu juga anggaran dari Dana Desa harusnya dapat dialokasikan untuk penyelenggaraan perlindungan anak, atas komitmen menempatkan anak disetiap segala dampak kebijakan.

Kesebelas, Komitmen Pemerintah DKI Jakarta dan semua pihak untuk menciptakan Jakarta Kota Layak Anak harus segera diwujudkan. Dengan 31 Indikator Kota Layak Anak yang telah ditetapkan Pemerintah. Agar tidak terjadi lagi operasi penculikan serupa.

Exit mobile version