KPAI akan Bahas Standarisasi Pengasuh Anak dengan Menaker

JAKARTA – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bertemu dengan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Hanif Dhakiri untuk membahas standarisasi pengasuh anak atau baby sitter. Hal ini bertujuan agar kasus pengasuh menggigit anak majikannya tidak lagi terjadi.

“Belum ada (standar pengasuh), kebetulan pagi kita sudah ketemu Menarkertrans untuk pengaturan pekerja informal. Sedang dalam proses jadi belum ada standarisasi. Kita akan advokasi bagaimana yang bekerja dengan anak punya sertifikasi dan standarisasi ini penting termasuk di daycare (tempat penitipan anak),” ucap Wakil Ketua KPAI Rita Pranawati, kepada wartawan, di Mapolsek Kembangan, Jakarta Barat, Jumat (2/2/2018).

Hal ini penting karena sudah banyak masyarakat perkotaan yang menggunakan jasa pengasuh. Bahkan, data dari KPAI menunjukkan 75 persen anak tidak diasuh oleh orang tuanya.

“Keluarga Indonesia, 75 persen itu mengalihkan pengasuhan baik kepada pengasuh, atau extended family, atau tenaga pengasuh. bahkan ada 14,4 persen anak yang hidup hanya dengan kakek nenek,” ucap Rita.

Menurut Rita, hal itu adalah konsekuensi dari masyarakat industri. Apalagi, mulai banyak perempuan yang ikut bekerja.

“Karena ini adalah bentuk perubahan keluarga di era industrialisasi keterlibatan perempuan bekerja di ruang publik lalu di industri ini kan perubahan industri,” ucap Rita.

KPAI memberikan gambaran bagaimana standarisasi bagi tempat penitipan anak dan pengasuh. Bagi tempat penitipan anak, penting adanya fasilitas ramah anak.

“Kan ada fasilitas dan kemudian dari sarana prasarana, permainan juga ramah anak dan ada toliet khusus anak-anak. Kan sekarang masih pakai toilet untuk orang dewasa itu. Kemudian SDM pengasuh penting untuk tahu bahwa pengasuhnya tidak ditekan untuk bekerja terlalu lama karena tekanan itu cukup melelahkan,” ujar Rita.

Kemudian, untuk pengasuh, harus ada pendidikan bagaimana menghindari kekerasan terhadap anak. Selain itu, harus diajarkan juga tentang psikologi anak.

“Pengasuh juga harus punya keterampilan. BagaImana anak nangis atau anak marah dan seterusnya. Harus punya skill itu yang perlu diajarkan. Kan anak bisanya nangis tidak bisa ngomong. apa yang kemudian bisa dilakukan itu penting diketahui,” kata Rita.

Exit mobile version