Ketua KPAI Susanto mengatakan, internalisasi nilai nasionalisme, patriotisme dan rasa ke-Indonesia-an terhadap anak bisa melalui proses pendidikan sejarah. Namun, satu hal yang perlu diingat adalah tingkat kematangan psikologis setiap anak berbeda.
“Setiap anak memiliki ragam tingkat kematangan psikologis yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Sehingga tingkat respon anak satu dengan yang lainnya terhadap film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI juga berbeda,” jelasnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (21/9).
Bagi anak-anak yang rentan secara psikologis, adegan sadis dalam film bisa berdampak negatif. Oleh karenanya, orang tua dan guru perlu mendampingi saat anak menonton, untuk kemudian menjelaskan konteks kejadian-kejadian yang ada di dalam film tersebut.
“Maka jikapun film tersebut ditonton perlu dipastikan ada pendamping guru dan orang tua yang mumpuni bagaimana menjelaskan konteks kejadian itu. Agar kekejaman yang ada tidak imitatif bagi anak,” ujar Susanto.