KPAI : Angeline Dibunuh, Dugaan Unsur Paedofil Menguat

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendesak pihak kepolisian untuk terus menyelidiki kasus kematian Angeline. Komisioner KPAI Rita Pranawati mengatakan, polisi perlu mendalami kekerasan yang diterima Angeline, apakah kekerasan itu hanya terjadi menjelang kematiannya atau sudah berlangsung lama.

“Harus diselidiki apakah kekerasan itu hanya sebentar dan langsung meninggal atau sebenarnya sudah lama. Karena menurut gurunya Angeline sudah luka sejak lama,” kata Rita kepada CNN Indonesia melalui sambungan telepon, Kamis (11/6).

Rita juga menuntut pemeriksaan yang utuh dan tuntas agar para pelaku yang terlibat bisa segera ditemukan. “Pemeriksaannya harus utuh sehingga siapapun yang terlibat bisa dihukum seberat-beratnya,” ujar Rita.

Terkait keputusan polisi yang sudah menetapkan Agus, pembantu rumah tangga di rumah orang tua angkat Angeline, sebagai tersangka, KPAI juga meminta polisi untuk mendalami modus yang dilakukan oleh Agus. Pasalnya, KPAI menduga ada unsur paedofilia dalam kasus Angeline.

“Perlu dilihat apakah pelaku itu paedofil, karena dia suka anak-anak,” ucap Rita. Ia juga meminta polisi memeriksa apakah Agus melakukan perbuatannya hanya sekali dan hanya kepada Angeline.

“Polisi perlu memeriksa apakah (dia memperkosa anak) hanya sekali apa dia sudah menjadi bagian dari jaringan paedofil. Kan perlu diteliti lebih jauh,” tutur Rita.

Sejauh ini, KPAI juga mengapresiasi pekerjaan kepolisian karena akhirnya bisa menemukan Angeline meski dalam kondisi yang tidak diharapkan. “Polda saya kira (kerjanya) sudah baik sejauh ini,” tuturnya.

Hampir sebulan lamanya Angeline dinyatakan hilang. Terhitung mulai tanggal 16 Mei lalu, bocah cilik berambut panjang tersebut terus dicari oleh pihak keluarga dan kepolisian. Ribuan pamflet pun telah tersebar baik di Bali maupun di luar Bali.

Namun, pada Rabu (10/6) lalu, polisi menemukan jasad Angeline di halaman rumahnya di dekat kandang ayam. Ia ditemukan terbungkus bed cover putih dan tengah memeluk boneka.

Menurut polisi, Angeline sudah meninggal sekitar tiga pekan lalu akibat perdarahan di otak. Selain itu polisi juga menemukan tanda kekerasan, seperti vagina yang rusak, luka lebam, dan bekas sundutan rokok.

Exit mobile version