KPAI: Belajar Sejarah Tak Hanya Lewat Film G30S/PKI

Komisioner Bidang Pendidikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti menilai, mengajarkan anak Indonesia mengenaj sejarah tidak hanya bisa dilakukan melalui Film Pemberontakan G30S/PKI. Menurut Retno, sejarah bisa diajarkan dan dipelajari anak-anak melalui dongeng dan kunjungan museum.

Pernyataan ini disampaikan Retno, pasalnya KPAI menentang Film Pemberontakan G30S/PKI ditayangkan pada anak-anak, utamanya anak usia SD hingga SMP. Salah satu alasan utama dari larangan KPAI adalah, film tersebut dinilai akan mempengaruhi psikologis anak-anak, karena banyaknya adegan sadis dan kekerasan di dalam film tersebut.

“Belajar sejarah kan bisa juga melalui dongeng, kunjungan ke museum dan lain-lain,” tukas Retno saat dihubungi Netralnews.com, Sabtu (30/9/2017).

Retno menyadari, KPAI sesuai mandat Undang-Undang Perlindungan Anak memiliki kewenangan pengawasan,  tetapi tidak memiliki kewenangan melarang pemutaran film Penghianatan G 30 S PKI di sekolah.  Tetapi KPAI mengapresiasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) yang telah melarang penayangan film pada anak SD hingga SMP. KPAI juga apresiasi kewenangan Kemendikbud yang akan memberikan sanksi kepada pihak sekolah yang melanggar. 

Sebelumnya, Retno pernah mengatakan bahwa batasan usia film Penghianatan G 30 S PKI juga sudah dilakukan oleh badan sensor film sebagaimana dikemukakan oleh Ketuanya,  Ahmad Yani Basuki, yaitu 13 tahun ke atas.  Namun,  KPAI sepakat dengan Mendikbud,  meski batasan usianya 13 tahun keatas,  namun sebaiknya film ini hanya bisa disaksikan oleh siswa SMA/SMK, karena sudah lebih matang dalam menyaksikan adegan kekerasan dan dapat memahami diksi-diksi yang muncul dalam film tersebut.

“Sedangkan bagi anak usia SMA, kami mohon penayangan film didampingi oleh guru jika dilaksanakan di sekolah. Guru bisa menjadi fasilitator. Lebih baik jika ada referensi pembanding,” tutup Retno.

Exit mobile version