KPAI : Dalam Sebulan, Nikahsiri.com Gaet 2.700 anggota dan 300 Perempuan Siap ‘Jajakan Diri’

Cuma butuh waktu sebulan bagi situs Nikahsirri.com untuk menggaet sekitar 2.700 orang anggota, dan 300 mitra atau perempuan yang siap ‘menjajakan diri’ kepada klien. Modernisasi kawin kontrak melalui Internet membuatnya makin mudah mendapatkan pasar.

Sosiolog dari Universitas Nasional Sigit Rochadi mengatakan, Indonesia sejak lama mengenal praktik prostitusi dengan bungkus nikah siri ataupun kawin kontrak. Sejumlah daerah dengan kebanyakan penduduknya berada di bawah garis kemiskinan diketahui menjadi tempat subur praktik itu.

Keberadaan Internet dan media sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Blackberry Messenger, membuat praktik ini menyebar makin luas dan lintas-segmen. Usai kelompok tradisional, tren itu dinilai bergeser dengan menarget anak muda dan kalangan berpenghasilan tetap, dan kalangan menengah ke atas di perkotaan.

“Aris melembagakan itu dengan menawarkan secara terbuka. Fenomena ini bergeser dari persoalan keterbelakangan, mengarah pada persoalan memfasilitasi gaya hidup orang yang punya uang,” kata Sigit saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Senin (25/9).

Menurutnya, gaya hidup itu tak lepas dari pertumbuhan cepat kelas menengah di perkotaan, yang merupakan kalangan melek Internet. Ini didukung dengan pertumbuhan penginapan, hotel, dan apartemen baru di berbagai wilayah.

Sementara, seksualitas tetap menjadi kebutuhan dasar kelas menengah ke atas ini.

Di sisi lain, perempuan yang bertindak sebagai mitra Nikahsirri.com termotivasi untuk mendapatkan penghasilan tinggi dan menjalani gaya hidup yang materialistis. Nikahsirri.com memfasilitasi dua sisi kebutuhan ini.

“Secara biologis, orang kalau punya kemampuan ekonomi tinggi ingin menunjukkan keperkasaan pada obyek tertentu. Misalnya, kepada bawahan dengan gaya kepemimpinan otoriter, kemudian pada perempuan,” jelas Sigit. “Jadi, ini perempuan dianggap sebagai komoditas yang dapat dieksploitasi yaitu dengan nikah siri dan lelang perawan,” imbuhnya.

Selain ini, Sigit mengakui adanya peran dari penutupan lokalisasi di sejumlah kota oleh Pemerintah Daerah. Dunia maya pun dimanfaatkaan oleh pihak-pihak yang tetap ingin eksis dalam bisnis seksual.

“Kalau dulu larinya ke panti pijat, tapi dikejar polisi. Sekarang mereka lari ke Internet dan terselubung,” kata dia.

Bukan Faktor Agama

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Susanto, di Jakarta, pada Minggu (24/9), mengakui, modus nikah siri merupakan bentuk pernikahan secara agama. Namun, hal itu bertentangan dengan agama dan UU Perkawinan jika semata demi kepuasan biologis dan materi semata.

“Belakangan, nikah siri bukan karena agama namun justru karena sejumlah faktor, diantaranya; faktor ekonomi, kepuasan seksual, wisata, bahkan fatalnya, juga ditemukan kasus prostitusi atas nama nikah siri. Ini merupakan bentuk deligitimasi agama,” cetusnya, seperti dikutip dari Antara.

Dengan modus-modus seperti itu, lanjut Susanto, nikah siri bisa menjadi pintu masuk perdagangan manusia, terutama anak-anak. Hal itulah yang diperlihatkan lewat situs nikahsirri.com. “Bahkan trennya, muncul bentuk perdagangan manusia gaya lama, dimodifikasi melalui media sosial,” ujar

Nikahsirri.com mulai didirikan oleh Aris Wahyudi (49) pada 19 September 2017.

Aris mengklaim kehadiran Nikahsirri.com bertujuan untuk membantu pemerintah dalam memberantas kemiskinan.

Salah satu caranya, memfasilitasi nikah siri dengan janda atau perempuan yang masih perawan. Pemilik situs pun memasang syarat 14 tahun untuk seorang perempuan untuk bisa bergabung sebagai mitra.

Dapat Rp 5 Juta Pasca-Launching

Aris Wahyudi mengaku mendapat keuntungan Rp 5 juta dari lelang perawan lewat situs yang didirikannya, www.nikahsirri.com bersamaan dengan ‘Partai Ponsel’. Dari siapa uang sebesar Rp 5 juta didapat Aris?

Dari jasa menyediakan lelang perawan, Aris mengaku mengambil untung 20% untuk operasional. Dia mengklaim sebagai fasilitator peserta lelang.

“Klien memberikan koin mahar sebanyak 500 (setara Rp 5 juta) ke mitra, kami hanya ambil 10% sampai 20% dari nilai mahar, sedangkan sisanya 80% diserahkan ke pihak mitra. Ini untuk operasional,” ujar Aris di kediamannya, Jatimekar, Jatiasih, saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (23/9).

Ada istilah mitra dan klien dalam relasi komodifikasi pernikahan ini. Mitra adalah perawan atau perjaka yang berminat dikonteskan dalam lelang. Mitra bakal menetapkan nominal mahar, dan 20 persen dari mahar akan diserahkan ke pihak nikahsirri.com. Adapun klien yakni pihak yang berminat mendapatkan perawan atau perjaka lewat mekanisme lelang. Klien bakal membayar mahar sesuai nominal yang disyaratkan mitra.

Aris mengatakan uang operasional digunakan untuk mencari penghulu dan saksi. Sedangkan soal tempat, pihaknya menyerahkan urusan itu ke peserta lelang.

“Kami hanya sekedar memfasilitasi penghulu dan saksi, untuk tempatnya terserah dari mereka mau di hotel atau di mana, mereka yang tentukan,” kata Aris.

Dari klaimnya, Aris menyatakan nikah siri dan lelang perawan bisa memperbaiki ekonomi. Dia menyatakan pemikirannya itu merupakan potret kondisi Indonesia untuk masyarakat kelas bawah.

“Kita bicara soal perut rakyat. Mohon jangan dilihat dari kacamata mewah, jangan dilihat dari kacamata Rayben. Tapi harus dengan mata telanjang betapa rakyat itu (miskin). Orang itu kalau udah kelaparan kadang sampai harus membunuh, apalagi ini hanya sekedar nikah saja,” tutur Aris.

Dalam pandangan Aris, nikah siri atau lelang perawan hal yang wajar. Dirinya terinspirasi dari ‘Ronggeng Dukuh Paruk’ karya sastra dari Ahmad Tohari, yang juga pernah diadaptasi menjadi film ‘Sang Penari’ rilisan 2011.

“Seperti baca atau nonton film Ronggeng Dukuh Paruk itu sebenarnya lelang perawan. Jadi sebenarnya kita hanya mengangkat budaya asli Indonesia,” paparnya.

Sejak situs nikahsirri.com diluncurkan bersamaan dengan ‘Partai Ponsel’, Aris mengaku sudah mendapatkan keuntungan jutaan rupiah. Kepada polisi, dia menyatakan sudah mendapat Rp 5 juta.

“Hasil transaksi yang sudah kita dapatkan berdasarkan pengakuan sementara yaitu sebesar Rp 5 juta,” terang Direktur Reskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Adi Deriyan kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (25/9).

Meski demikian, polisi tidak mempercayai keterangan Aris begitu saja. Polisi akan menelusuri transaksi di rekening Aris untuk mengetahui jumlah keuntungan yang diperolehnya.

“Memang nilai ini terkesan rendah, tetapi penyidik dalam pemeriksaan ke depan akan mencoba bekerja sama dengan pihak PPATK untuk menelusuri jalur keuangan atau transaksi keuangan antara pihak pemilik situs dan pihak klien,” tutur Adi.

Exit mobile version