KPAI : Dari Hidup Kekurangan Berangkat ke Kanada, Monica Inspirasi Keluarga Indonesia

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menemui Monica (15) di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR), Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (11/10). Ibu Monica, Purwati (46), sumringah putrinya didatangi kedatangan bakal calon gubernur Jawa Timur.

Monica diketahui mendapat kesempatan belajar ke Kanada setelah menggugah banyak orang di ajang The WHO 8th Milestone of Global Campaign for Violence Prevention. Yakni melalui artikel yang dikirimnya mengenai kekerasan anak.

Purwati menuturkan, dirinya berpisah dengan anaknya Monica sejak lama. Kemiskinan melilitnya sejak suaminya berpulang dan ia memutuskan Monica tinggal di Yayasan Hamba, Yogyakarta, bersama kakaknya David Kurniawan (17) yang duduk di kelas 2 SMA.

Anak pertamanya Hari Apriyanto (25) bekerja serabutan dan tinggal bersama nenek dari suami pertama di Semarang. Sementara anak keduanya, Devi Nur Anggraeni (20), kuliah dan tinggal bersama nenek suami kedua di Muara Karang, Jakarta Utara.

“Saya orang tidak punya, sehari-hari saya tinggal dan tidur di pinggiran got di bilangan Senen, Jakarta Pusat,” tutur Purwati.

Disampaikan, Monica merupakan anak yang sabar dan tahu betul keberadaan ibunya yang sesungguhnya. Monica tidak pernah macam-macam, misalnya meminta sesuatu yang tidak sanggup dipenuhi ibunya. Purwati sendiri sehari-hari berjualan kopi keliling di Pasar Senen, mulai pukul 10.00 wib sampai pukul 16.00 wib.

Mensos Khofifah Indar Parawansa yang menemuinya menyampaikan rasa bangga dengan Monica atas torehan prestasinya. Ia meminta agar anak terakhirnya yang bernama Subehi (11) tetap tinggal di panti asuhan di Bambu Apus milik Kementerian Sosial agar hak-hak dasarnya sebagai anak terpenuhi.

“Di tengah keterbatasan, Monica mampu meraih prestasi, bukan di tingkat nasional, melainkan internasional,” ucap Khofifah seraya meminta visa Monica ya segera selesai diurus.

Nantinya, Purwati dan anak-anaknya akan mendapat program perlindungan sosial berupa Kartu Keluarga Sejahtera, Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar. Beberapa lembaga amil zakat, termasuk Lazismu memberikan bantuan kepada Purwati.

Bantuan yang diberikan berupa paket pendidikan (school kit) dan biaya pendidikan untuk anaknya, Subehi, dari Lazismu yang diwakili Development Program Manager Adi Rosadi dan Syahrul Amsari. Adi mengatakan, Lazismu membantu biaya pendidikan Subehi selama 1 tahun dengan melihat perkembangannya.

“Kisah ini (Monica) merupakan inspirasi keluarga Indonesia,” ucap Adi.

Sementara itu Komisioner Bidang Pengawasan Monitoring dan Evaluasi (Wasmonev) Jasra Putra menekankan secara norma anak harus menetap dan dalam pengasuhan orangtua kandung.

Ia menilai, karena keterbatasan ekonomi banyak anak-anak yang terpisah dari ibu dan ayah kandungnya sejak lahir. Karena itu, dalam melihat dan menyikapi Ibu Purwati serta Monica, KPAI ingin memastikan bahwa pemerintah dan pihak swasta memberikan pelayanan terbaik bagi Ibu Purwati.

KPAI berkoordinasi dengan Kementerian Sosial dan lembaga filantropi seperti Lazismu, luar biasa merespon baik dalam membantu Ibu Purwati dan anak-anaknya.

“Mudah-mudahan dapat memberi inspirasi pemerintah daerah lain dalam mengatasi persoalan keluarga miskin di negara ini,” kata Jasra.

Exit mobile version