KPAI Datangi SD yang Siswanya Dibully ‘Mirip Ahok’, Begini Faktanya

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendatangi SDN 16 Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur. KPAI datang untuk mencari keterangan kasus dugaan adanya tindakan persekusi terhadap seorang murid di sekolah tersebut.

Komisioner KPAI Retno Listiyarti menjelaskan pihaknya mendapat laporan dari Facebook terkait dengan kasus siswa ini. KPAI lalu mencari SDN 16 Ciracas sesuai dengan data yang diunggah paman si anak, namun ternyata sekolah itu tidak ada.

“Itu sudah dilebur dengan SDN 13. Akhirnya kita datang ke dinas dan dapatlah informasi bahwa nama yang dicantumkan dalam FB tidak ada tercantum dalam daftar nama di SDN 13 Ciracas. Atas dasar itu, kami, ‘Oh ya sudah,’ berarti itu dianggap hoax,” kata Retno di SDN 16 Pekayon, Jakarta Timur, Selasa (31/10/2017). Ternyata yang benar adalah peristiwa bully itu terjadi di SDN 16 Pekayon.

“Jadi kami melakukan pengawasan kepada pihak sekolah sebenarnya apa saja yang terjadi itu. Kita kumpulkan keterangan seperti apa yang ananda maksud,” imbuhnya.

Setelah bertemu pihak sekolah, menurut Retno, kejadian yang dimaksud tak sepenuhnya seperti apa yang diunggah di media sosial. Namun memang ada anak yang dijuluki ‘Ahok’.

“Memang anak ini matanya sipit gitu ya memang dia dijulukin Pak Ahok, mungkin karena Ahok memang terkenal banget ya, jadi mungkin gitu. Tapi saya rasa awalnya pasti positif yang dimaksud dengan Pak Ahok gitu. Kemudian apakah anak ini memang ditusuk pena atau pemukulan itu sedang didalami. Tapi apakah kalau soal ditusuk pena atau apa itu belum bisa dibuktikan, soalnya tangan anaknya ternyata tidak apa-apa, kalau berdasarkan omnya kan luka-luka, ini akan kami periksa juga secara kesehatan,” beber dia.

Retno mengatakan pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pihak sekolah, Dinas Pendidikan DKI, dan kepolisian Jakarta Timur terkait kasus ini. Selain itu, dia akan mengunjungi korban untuk meminta keterangan.

“Kita harus ketemu anaknya dulu, tapi situasi hari ini mungkin tidak memungkinkan. kita akan reschedule untuk situasi lebih baik sehingga ngobrol sama anaknya bisa lebih baik,” tambah dia.

Sementara itu, pihak SDN Pekayon 16 enggan memberikan komentar terkait kasus tersebut. Pihak sekolah mengarahkan untuk bertanya kepada dinas pendidikan atau kepolisian.

Exit mobile version