KPAI – detikcom Sepakat Media Harus Ramah Anak

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bersilaturahmi ke kantor detikcom pada Rabu (21/8/2017) siang ini. KPAI dan detikcom berbagi pandangan tentang berbagai kejadian yang menimpa anak-anak yang menjadi sorotan media.

Komisioner KPAI periode 2017-2022 datang dengan formasi lengkap dipimpin Ketua KPAI Susanto. Ada Wakil Ketua KPAI Rita Pranawati dan para komisioner KPAI seperti Retno Listyarti, Putu Elvina, Ai Maryati Solichah, Jasra Putra, Margaret Aliyatul Maimunah, Sitti Hikmawaty dan Susianah.

“Maraknya kasus kejahatan terhadap anak peran media sangat membantu memberikan edukasi bagi publik akan pentingnya pemastian perlindungan anak,” demikian kata Ketua KPAI Susanto membuka pertemuan di kantor detikcom, Jl Kapten Tendean, Jl Jakarta Selatan hari ini.

Susanto mengapresiasi peran detik.com yang selama ini intensif mengkabarkan upaya-upaya pemajuan perlindungan anak. KPAI juga mengajak media termasuk detikcom untuk sama-sama memberikan informasi yang ramah anak.

“Ini penting agar anak Indonesia ke depan terpenuhi haknya secara optimal, termasuk hak untuk mendapatkan informasi yang sehat dan aman,” imbuhnya.

Sementara Wakil Ketua KPAI Rita Pranawati memberikan masukan agar media menjadi ramah anak, agar berita kasus kriminal yang berkaitan dengan anak, harus disembunyikan identitas sang anak tersebut.

“Identitasnya harus di-hidden (disembunyikan-red), kalau ada gambarnya harus ditutupi, dan seterusnya. Agar hal ini tidak menyembunyikan stigma tersendiri yang bisa menimbulkan korban,” tutur Rita merujuk pada kasus perebutan hak asuh anak artis yang sedang ramai.

Artikel-artikel edukasi seks juga mesti dikenai batasan usia. Ramainya pemberitaan tentang bunuh diri tak ketinggalan menjadi concern KPAI. Rita mengimbau agar kasus-kasus kekerasan itu tidak dideskripsikan detail di media.

“Selama ini saya lihat detikcom sudah baik, tidak pernah mengumbar identitas anak yang menjadi korban, ” kata Susanto.

Menanggapi hal ini, Pemred detikcom Iin Yumiyanti mengatakan di detikcom selalu mengedepankan kode etik jurnalistik. detikcom mempunyai komitmen untuk menjadi media yang ramah anak.

“Kami mematuhi kode etik jurnalistik bahwa pornografi, SARA dan hal-hal yang memecah belah negara tidak boleh disebarluaskan,” kata Iin.

detikcom juga memberi filter batasan usia terhadap konten yang berisi edukasi seks.

Sedangkan Komisioner Sitti Hikmawatty mengimbau media memperbanyak konten-konten berita positif untuk melawan konten-konten negatif yang rawan dikonsumsi anak-anak.

Tentang konten positif, Iin menambahkan detikcom memang sedang memperkuat konten-konten positif. Berita-berita positif yang menginspirasi akan makin banyak dimunculkan di detikcom dengan harapan bisa membantu meningkatkan optimisme untuk membangun bangsa.

“Kami punya microsite Indonesia Happy, ini untuk semua good news di detikcom. Ada juga program d’Happening, yang memotret seseorang yang inspiratif dan viral, seperti Serka Darwis yang menyeberangkan anak-anak pakai gondola di atas sungai,” jelas Iin.

Pertemuan KPAI dan detikcom berlangsung dengan gayeng diselingi camilan sehat buah-buahan. Satu jam pun tak terasa berlalu hingga Ketua KPAI Susanto menyatakan undur diri sekitar pukul 15.00 WIB.

Exit mobile version