KPAI Dorong Perbaikan Sekolah Pemberi Nilai Nol Ilustrasi

JAKARTA – Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto mendorong perbaikan internal SMA Negeri 4 Bandung, termasuk pihak orang tua, terkait nilai nol rapor siswi kelas X pada mata pelajaran matematika Dvijatma Puspita Rahmani.

“Kasus tersebut harus menjadi ‘entry point’ untuk perbaikan semua pihak, baik sekolah maupun semua orangtua,” kata Susanto di Jakarta, Jumat (9/9).

Menurut dia, perbaikan juga untuk dunia pendidikan pada umumnya agar ada hubungan komunikasi yang intensif antara sekolah dengan orang tua, sehingga saling memperkuat dan mengisi untuk suksesnya pendidikan anak.

Di banyak persoalan, kata Susanto, komunikasi antara sekolah dengan orang tua belum sepenuhnya mendukung, sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda terkait pendidikan anak.

“Akan lebih baik jika komunikasi antara sekolah dengan orang berjalan baik, sehingga orang tua juga mengetahui kapan anak harus menyerahkan dan menyelesaikan tugas. Jika terjalin komunikasi yang positif, ‘Insya Allah’ kasus serupa tidak mencuat dan bisa diselesaikan secara internal,” kata Susanto.

Idealnya, lanjut dia, penyelenggaraan pendidikan harus holistik-integratif. Contohnya, orang tua tidak boleh sepenuhnya menyerahkan proses pendidikan kepada sekolah. Sekolah juga tidak bisa secara esklusif membangun manajemen sekolahnya tapi membutuhkan sinergi.

Sinergi itu bisa antara sekolah dengan orang tua, sekolah dengan masyarakat dan orang tua dengan masyarakat. “Inilah konsepsi sekolah yang dibutuhkan saat ini,” kata Susanto.

Terkait kasus Dvijatma, Susanto mengatakan pihak sekolah telah melakukan kesalahan teknis dalam penilaian sehingga siswi tersebut mendapatkan nilai nol.

“Sebenarnya guru dan kepala sekolah mengakui bahwa nilai sesungguhnya bukan nol. Itu karena kerja sistem komputerisasi, sehingga muncul nilai nol,” kata dia.

Penilaian nol itu muncul akibat kosongnya masukan data nilai akibat Dvijatma tidak mengikuti tes kemampuan matematika

Exit mobile version