KPAI Duga Para Pebisnis Manfaatkan Profit dari Pesta Bikini SMA

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memanggil sekolah yang namanya tercantum dalam undangan pesta bikini pasca UN. Event Organizer (EO) Devine Production dan Hotel Media and Towers juga akan segera dipanggil untuk dimintai keterangan.

KPAI meminta seluruh pihak yang dipanggil untuk terbuka dan tidak menutup-nutupi apa yang sebenarnya terjadi. Sebab menurut Sekretaris KPAI Erlinda, pesta bikini ini diduga dimanfaatkan oleh para pebisnis demi kepentingan ekonomi mereka.

“Ada dugaan oknum yang memanfaatkan situasi bangsa kita, dan dianggap sebagai dunia pebisnis ini,” kata Erlinda di KPAI, Jl Teuku Umar, Jumat (24/4/2015). Erlinda khawatir, jika pesta bikini tetap berlangsung, bukan tidak mungkin kejahatan narkoba dan prostitusi akan menyusup ke dalamnya. Bila itu terjadi, pengawasan akan sulit dilakukan baik oleh pihak sekolah, orang tua maupun pemerintah termasuk KPAI.

“Apakah bisa kita mengawasi para pebisnis ini? Padahal dalam undang-undang, peran serta bisnis juga harus memberi perlindungan pada anak,” urainya. Sementara itu Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Susanto mengatakan, dalam pemanggilan terhadap EO dan hotel, pihaknya akan mendalami motif penyelenggaraan pesta tersebut. Terlebih mengenai siapa sebenarnya yang menjadi inisiator pesta itu. “Terlebih siapa inisiatornya, ini penting. Ini harus jadi warning yang pertama dan terakhir,” tuturnya.

Pemanggilan kepada EO Devine Production dan Hotel Media and Towers rencananya akan dilakukan pada Senin (27/4) mendatang. Sementara pemanggilan kepada pihak sekolah telah dilakukan pada siang tadi. Dari 16 sekolah yang namanya tertulis dalam undangan pesta bikini bertajuk ‘Splash After Class’ itu, 11 sekolah hadir memenuhi undangan KPAI.

Sementara sisanya tak dapat hadir karena memenuhi panggilan dari Disdik DKI Jakarta. 11 Sekolah yang hadir itu adalah SMA 44 Jakarta, SMA Al-Kamal, SMA 31, SMA 14, SMA 104, SMK Musik BSD Serpong, SMA 11, SMA 50, SMA 59, SMA 24 dan SMA Muhammadiyah 11 Rawamangun

Exit mobile version