KPAI Gandeng Dinsos untuk Trauma Healing Korban Kebakaran Tamansari

JAKARTA – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengunjungi lokasi kebakaran di Jalan Kemuliaan Dalam, Krukut, Taman Sari, Jakarta Barat. Komisioner KPAI juga melihat kondisi pengungsian korban kebakaran.

“Jadi KPAI ke sini dalam rangka memastikan korban. Terus juga memastikan percepatan penanganan apakah penanganannya ini sesuai dengan kebutuhan,” ujar Komisioner KPAI bidang sosial, Susianah, saat ditemui di lokasi, Selasa (30/1/2018).

Susianah datang bersama Komisioner KPAI bidang Pendidikan, Retno Listyarti. Keduanya lalu mendatangi sebuah posko Dinas Sosial bernama posko basecamp.


Di dalam posko ini ada 250 orang pengungsi. Di dalam posko tersebut juga tampak tumpukan baju dan logistik yang merupakan kiriman bantuan.

Menurut Susianah, bantuan yang datang kepada pengungsi mesti dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Dia mengatakan KPAI juga akan berkoordinasi dengan Direktorat Rehabilitasi Anak Dinas Sosial DKI Jakarta untuk pemulihan psikologis anak korban kebakaran.

“Hasil pengawasan kami tadi, yang pertama dari anak-anak ini butuh banyak konselor untuk memulihkan trauma (trauma healing) pascakebakaran di sini. KPAI juga melakukan koordinasi kepada Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2PT2A) untuk menyediakan konselor,” tutur Susianah.

Sementara itu, Retno menampung aspirasi warga soal kurangnya ketersediaan toilet di posko pengungsian. Hal ini menyebabkan warga mengeluarkan uang untuk menggunakan toilet berbayar.

“Kalau keluhannya hanya WC ya, toilet umum yang disediakan hanya dua. Sementara warga yang mengungsi begitu banyak dan letaknya jauh. Sehingga mereka akhirnya tetap buang air bayar di toilet umum yang bayar, kalau mandi Rp 2.000, kalau buang air Rp 1.000,” ujar Retno.

Berdasarkan data yang dipunya KPAI, dari 7 kawasan rukun tetangga (RT) yang terbakar, ada sebanyak 500 anak yang terdampak peristiwa ini. Sebagian dari mereka kehilangan ijazah.

Terkait hal ini, KPAI akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk melakukan penggantian terhadap ijazah yang terbakar.

“Mungkin itu paling tidak kami juga mendapatkan data terkait ijazah, ini akan ada koordinasi dari Dinas Pendidikan bagaimana tentu membuatkan salinan tanpa merepotkan anak-anak ini. Kita bermohon untuk nanti Dinas Pendidikan bisa membantu. Akan kita lakukan setelah ini mungkin besok kita ke dinas,” ucap Retno.

Di lokasi yang sama, salah seorang warga, Hendra (23), mengaku hanya mendapatkan asupan makan pada siang dan malam dalam sehari. Oleh karena itu warga membuat dapur bersama di samping posko.

“Ini dapur pribadi di posko ini, karena kami dapat makan dari dapur umum cuma siang dan malam. Jadi ya kita inisiatif buat dapur sendiri,” ujar Hendra.

Di dapur tersebut terlihat sebuah kompor dan satu panci yang berada di atasnya. Terlihat sayur-sayuran di atas meja di dekat kompor tersebut.

Exit mobile version