KPAI : Ini Perkara Serius Tak Boleh Dibiarin Anak SD Dibully Karena Mirip Ahok

Isu ini viral di berbagai media sosial usai akun Facebook Bearo Zalukhu mengunggah tulisan soal dugaan bullying itu. Postingan ini diunggah Senin, 30 Oktober 2017. Sampai kemarin, tulisan itu telah dibagikan sebanyak 6 ribu kali lebih dan mendapat ribuan komentar.

Dalam unggahannya, akun ini mengaku dia adalah paman dari JS, anak SD yang disebut mirip Ahok. Kejadian diketahui saat dia datang ke rumah korban. Dalam tulisan yang diunggah Bearo, antara lain menyebutkan keponakannya ditusuk di bagian tangan oleh teman-temannya memakai ballpoint. Keponakannya juga disebut-sebut mirip Ahok.

“Saya menyuruh ibunya memberikan bukti video direkam saja, biar bisa diproses lewat hukum, namun ini terhalang, karena ibunya tak memilik HP yang punya kamera dan anak sekolah juga tak dapat membawa hp di sekolah. Saya menulis ini karena tak ada pembuktian, kami pihak keluarga tak bisa bertindak apa apa, Kejadian ini di wilayah Ciracas, Pasar Rebo,” tulis Bearo.

Dia meminta Presiden Jokowi, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, DKI Jakarta Anies Baswedan dan KPAI untuk memperhatikan kejadian ini.

Setelah ramai diperbincangkan, Kepala Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Hendy F Kurniawan menyatakan, kepolisian langsung memediasi kasus ini.

Menurut Hendy, selain bully, JS disebut juga sempat ditusuk menggunakan pulpen di tangannya. “Sempat ditusuk pulpen tangannya tapi sudah sembuh. Biasalah kenakalan anak-anak,” ujarnya.

Saat ini, polisi sedang melakukan pendekatan terhadap JS dan keluarganya supaya mau kembali ke sekolah. JS diketahui berasal dari keluarga tidak mampu.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga sudah mendatangi SDN 16 Pekayon. Komisioner KPAI Retno Listiyarti menyatakan, jika JS membutuhkan pemulihan secara psikologis, KPAI akan merujuk psikolog untuk mendampingi. Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban juga sudah berkoordinasi dengan KPAI untuk pendampingan anak itu dan keluarga bila dibutuhkan.

Netizen di Twitter menyayangkan kejadian ini. Akun @ducknbear mengaitkannya dengan pidato kontroversial Gubernur Jakarta Anies Baswedan soal pribumi. “Apakah ini akibat omongan ga bener non pribumi yang sok ngerasa pribumi, tindakan rasis mendapat pembenaran?” kicau dia disambut @ ladhunov miris. “Bayangkan anak-anak pun sampai menjadi korban dari perseteruan orang-orang dewasa.”

Akun @TShuling malah mengecam Anies. “Kita harus bertindak. Anak SD sudah main fisik itu gak bagus. Akibat pidato Anies yang waton njeplak,” cuitnya.

Netizen dengan akun @respatriockstar kasihan dengan korban. “Kasian banget sih ya Allah,” cuitnya sedih disambut @iwanghazi yang khawatir dengan kondisi seperti ini. “Kukira hoax, ternyata ada beneran. Serem ih.”

Akun @aryanaturist kesal. “Korban Pilkada DKI Jakarta. Sungguh negeri ini dipenuhi orang-orang kolot,” cuit dia disamber @ab_wh. “Kalau anakmu dibully mirip Ahok. Katakan gw bangga mirip Ahok.”

Sedangkan tweeps @apien_k19 menimpali. “Mesti Pak Ahok nih yang anter dia ke sekolah,” cuitnya disambut @ nomnomnom_17. “Resiko sih. Udah pindah ke sekolah kristen aja lebih safe. Pasti bisa disubsidi kok. Kan banyak yang kaya di situ, jangan sampai dia trauma.”

Akun @elmasagung mengaku bully-an serupa juga terjadi di sekolah sepupunya. “Sepupu saya masih SD. Di sekolahnya dia dan teman-temannya suka teriak bunuh Ahok dan membully temannya yang non muslim,” akunya disambut kekhawatiran @briaaaaand. “Lihat kasus Pak Ahok kemarin aja miris banget. Apalahgi anak SD juga kenal. Terus gimana nasib pendidikan dia? Masa depan dia?”

Sementara, ada juga yang menyalahkan Ahok. “Akibat mulut si Ahok, bocah SD jadi korban,” cuit @iwanbomen. Sedang @AnggaPutraF menilai, ini berita tidak sepenuhnya benar. “Jadi berita bully di SD karena politik itu hoax. Si anak memang korban bully, tapi bukan karena politik,” cuitnya.

Exit mobile version