JAKARTA – Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Sitti Hikmawatty berujar bahwa skandal susu mengandung bakteri Salmonella dari Prancis tidak akan memberi dampak di Indonesia. Sehingga kata dia, masyarakat tidak perlu khawatir dengan dampak kasus itu.
“Bisa dikatakan bahwa produk tersebut kemungkinnan besar tidak beredar di Indonesia, sehingga Indonesia tidak termasuk negara yang terkena dampak susu yang mengandung Salmonella ini,” kata Sitti di Jakarta, Selasa (16/1/2018).
Komisioner Bidang Kesehatan dan Napza KPAI itu melanjutkan, saat ini pihaknya telah melakukan koordinasi dengan aparat yang berwenang mengenai keberadaan susu tersebut di Indonesia.
Terkait penggunaan susu olahan pabrik, dia mengimbau masyarakat untuk lebih memilih Air Susu Ibu (ASI) dibanding susu formula sehingga dapat memicu optimalisasi tumbuh kembang anak.
“ASI eksklusiflah makanan yang terbaik untuk bayi. Semahal dan sehebat apapun susu formula yang ada, tetap tidak bisa menyamai keunggulan yang terdapat dalam ASI,” ucap Sitti.
ASI, lanjutnya, selain berharga ekonomis namun memiliki kualitas luar biasa karena juga mengandung zat imunitas yang berperan dalam membentuk kekebalan tubuh anak secara alami.
“Jadi tetap berikan ASI eksklusif pada bayi, baru pada usia 4-6 bulan mulai dikenalkan dengan makanan pendamping ASI, lalu secara bertahap kepada makanan lumat sampai dengan makanan lunak, sebelum akhirnya anak mampu makan makanan biasa,” pungkasnya.