KPAI : Jangan Suguhi Anak-Anak dengan Politik Murahan

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta pihak-pihak yang berkontestasi dalam Pemilu Presiden 2014 tidak menyuguhkan tontonan politik murahan kepada anak-anak yang merupakan aset bangsa di masa depan.

“Sungguh, jangan pertontonkan kepada anak-anak Indonesia adegan politik murahan, yang sama sekali tidak mencerdaskan. Caci maki di depan kamera televisi, janji yang tak ditepati, tipuan tak berhenti, tirani dan intimidasi yang memburukkan rupa demokrasi,” kata Ketua KPAI Asrorun Niam Sholeh di Jakarta, Senin (26/5/2014)

KPAI berharap pasangan bakal calon presiden-wakil presiden beserta pendukungnya menunjukkan, pilpres adalah ajang berkompetisi untuk mengabdi kepada negara, bukan ajang meraih kekuasaan dengan segala cara. “Tunjukkan kepada anak-anak akan keteladanan, sebuah norma dan kesopanan. Jangan wariskan mereka amarah, dendam, dan kebencian,” katanya.

Menurut Niam, anak-anak adalah bagian, bahkan pewaris, dari bangsa ini, sehingga tidak boleh dianggap seolah-olah tidak ada, seolah-olah tidak melihat dan mendengar hiruk pikuk yang terjadi.

Anak-anak Indonesia, lanjut dia, menunggu gagasan dan program untuk pemenuhan hak mereka. Menurut dia, masih banyak anak-anak yang terlantar di jalanan, tak kenal lagi bangku sekolahan, tidak punya akses untuk kesehatan, dan bahkan terus terancam kematian.

Sayangnya, kata Niam, sejauh ini belum ada pasangan capres-cawapres yang memasukkan perlindungan anak di dalam visi dan misinya, meski darurat perlindungan anak sudah digemakan. “Kalau mereka tidak dilindungi sekarang, Indonesia hanya tinggal kenangan,” katanya.

Exit mobile version