KPAI: Kepala Bocah Digerogoti Ulat di Mamuju Bukan Penyakit Langka

Devi (10) anak perempuan di Mamuju, Sulawesi Barat menderita penyakit di bagian kepalanya. Ada lubang di bagian atas kepala yang dipenuhi ulat. Penyakit Devi ini disebut-sebut sebagai penyakit aneh dan langka.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti kasus Devi ini. Komisioner KPAI bidang Kesehatan, Sitti Hikmawatty, menjelaskan penyakit yang diderita Devi bukan termasuk penyakit aneh ataupun langka.
Menurut hasil koordinasi Sitti dengan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju, dr. Hadra Saad, Devi menderita penyakit abses. Abses sendiri adalah penyakit semacam bisul. Penyakit abses akan semakin parah apabila kebersihan penderitanya juga tidak baik.
“Keadaan luka yang terbuka dan tidak mendapatkan pengobatan yang baik ini kemudian mengundang lalat dan serangga lainnya untuk hidup dalam luka yang terbuka itu,” sebut Sitti dalam rilis yang diterima kumparan (kumparan.com) Senin (8/1).
Dari infomasi yang diperoleh KPAI, hasil pemeriksaan sementara juga menyebut tidak ada penyakit lain kecuali infeksi tersebut. Devi saat ini sudah mendapatkan perawatan yang ia perlukan.
“Saat ini ananda D (Devi) telah ditangani oleh dokter bedah dan telah mendapatkan perawatan dan masih berada di ruang rawat RSUD Mamuju.
Mengenai jaminan pembayaran kesehatan, ananda D memang belum termasuk peserta JKN PBI, namun pihak dinas kesehatan telah berjanji akan membantu pengurusan hal ini,” papar Sitti.
Munculnya kasus penyakit yang diderita Devi ini membuat KPAI meminta Pemda untuk melakukan evaluasi terhadap sanitasi di lingkungan rumah anak 10 tahun itu. KPAI juga meminta ada pengawasan terkait status gizi Devi. Hal itu menurut KPAI perlu dilakukan karena Devi sehari-hari diasuh oleh kakek dan nenek dari pihak ibunya.
Kakek dan nenek Devi sendiri sudah tua dan mereka hidup di bawah garis kemiskinan. Kondisi tersebut membuat KPAI berharap agar ibu Devi yang tinggal di Toli-toli bisa pulang terlebih dahulu untuk merawat anaknya. Orang tua Devi sendiri diketahui sudah berpisah.
Lebih lanjut, Sitti menambahkan pihaknya meminta juga kepada Pemda setempat serta anggota DPRD untuk membantu, mengawasi, dan memastikan agar Devi dapat tumbuh berkembang secara optimal sesuai anak-anak seusianya.
Sebelumnya, keluarga Devi tidak mengetahui soal penyakit yang dialami anak itu karena rambutnya yang lebat dan kribo. Penyakit Devi baru diketahui tanggal 4 Januari lalu. Saat itu keluarga sedang berziarah ke kuburan bersama Devi. Muncul bau tak sedap saat keluarga tengah berada di kuburan. Ternyata bau tak sedap itu bersumber dari kepala Devi.
Exit mobile version