KPAI Khawatir Ada Korban Sodomi Babeh yang Tidak Terdeteksi

JAKARTA – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) khawatir ada korban sodomi WS alias Babeh di Kabupaten Tangerang yang belum terdeteksi. Kekhawatiran itu didasarkan modus yang digunakan pelaku.

“Kalo dari sisi modusnya kan memang model rantai, mencari temannya, mencari lagi. Kalau melihat seperti ini kan memang takutnya ada tambahan korban yang belum terdeteksi,” kata Ketua KPAI Susanto di Kantor Bupati Tangerang, Jalan H Somawinata, Tangerang, Selasa (9/1/2018).

Susanto mengatakan, jika ada korban yang tak terdeteksi maka proses rehabilitasi akan menjadi sulit. Selain itu mereka juga perlu memetakan titik-titik rawan yang menjadi sasaran pelaku.

“Semakin anak tidak terdeteksi sebagai korban maka atensi untuk melakukan rehabilitasi jadi permissive. Terutama penting kita untuk memetakan di titik-titik rawan mana pelaku melakukan dan jaringan korban itu,” ujarnya.

Terkait hal itu KPAI telah mendorong pihak kepolisian untuk melakukan pengembangan. Dia berharap tak ada korban yang luput dari penanganan.

“Kami terus mendorong pihak kepolisian agar ini terus dikembangkan jangan sampai ada korban tetapi tidak terdeteksi, ini penting,” pungkasnya.

Seperti diketahui, WS alias Babeh ditangkap karena menyodomi 41 anak di Tangerang. Rata-rata korban berusia 10-15 tahun.

Dalam aksinya, Babeh mengiming-imingi korbannya dengan menjanjikan akan diberikan ajian semar mesem. Dia juga menyuruh korban menelan gotri atau biji logam.

Exit mobile version