KPAI Luncurkan Kampanye Antikekerasan pada Anak

Jakarta – Data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang dirilis pada 15 Februari lalu menyatakan bahwa terdapat 1.844 kasus kekerasan terhadap anak sejak pergantian tahun. DKI Jakarta dan Jawa Barat merupakan daerah dengan kasus terbanyak.

Wakil Ketua KPAI Susanto menyatakan sejauh ini, kasus kekerasan ini berada pada keadaan darurat. Apalagi terdapat peningkatan jumlah anak yang menjadi pelaku kekerasan.

“Jumlah yang menjadi korban dan teridentifikasi menurun dibanding tahun 2014 dan 2015, namun jumlah anak sebagai pelaku kekerasan atau bullying menunjukkan peningkatan,” ungkapnya dalam peluncuran kegitan Action! #BreakTheChain di Jakarta, Jumat (11/3).

Ia menambahkan, jenis kekerasan yang sering terjadi kebanyakan memang merupakan kekerasan fisik, disusul dengan kekerasan verbal dan cyber bullying.

Menghadapi hal tersebut, sekelompok anak muda membuat gerakan untuk meningkatkan kepedulian anak-anak dan masyarakat agar berpartisipasi dalam mencegah dan menghentikan berbagai tindak kekerasan lewat penanaman sikap toleransi.

Lewat Action! #BreakTheChain, mereka mengkampanyekan anti-kekerasan terhadap anak lewat pemanfaatan jalur daring, terutama interaksi di media sosial.

“Kami menekankan toleransi dalam mencegah kekerasan verbal dalam lingkungan anak karena sikap itu seringkali dinilai tidak penting. Perilaku bullying juga disebabkan minimnya toleransi,” ujar Ketua Pelaksana Action!, Ghivo Pratama.

Kegiatan ini juga memberdayakan anak-anak yang merupakan siswa SMP menggunakan metode konsultasi antarteman (peer consulting) dengan membawa nilai toleransi yang didukung oleh buku panduan Action! Book. Buku panduan ini memberikan pemahaman tentang bagaimana menghargai ragam perbedaan serta mengedepankan toleransi dalam menghadapi perbedaan pendapat.

Kegiatan lokakarya untuk siswa SMP ini, kata Ghivo, direncanakan di dua sekolah, yakni di SMP 98 Jakarta pada 19 Maret dan SMP 51 Bandung pada 30 April mendatang. Bentuk kegiatan berupa diskusi kelompok terarah untuk mempersiapkan anak-anak menjadi konsultan sebaya atau antarteman.

“Konsultan ini akan menjadi salah satu ujung tombak upaya Action! dalam memerangi kekerasan terhadap anak sedari dini,” tandasnya.

Exit mobile version