KPAI meminta agar identitas 9 anak korban pencabulan di Cengkareng, Jakarta Barat, dirahasiakan. Dia tidak ingin ada bullying dari pihak luar terkait kondisi anak-anak tersebut.
“Korban harus dapat intervensi optimal. Tidak boleh ada bullying di keluarga, teman sepermainan, dan sekolahnya,” ujar Ketua KPAI Susanto di Mapolsek Cengkareng, Jalan Kamal Raya, Cengkareng Jakarta Barat, Senin (28/8/2017).
Susanto meminta agar tim terpadu yang terdiri dari polisi, Kementerian Sosial, serta Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), segera dibentuk untuk memulihkan kondisi korban. Dengan adanya penanganan ini, menurutnya, bisa menghilangkan efek kepada korban.
“(Pengaruh terhadap korban) tidak bisa digeneralisir. Biasanya ada yang timbul kecemasan, ada malu, ada secara sosial tidak nyaman. Psikologi rentan marah, jadi tidak bisa disamakan,” ucap Susanto.
“Saya berharap korban tidak terjadi (pengaruh buruk), jadi intervensi harus segera dilakukan,” Sambung Susanto.
KPAI bertemu dengan korban dan keluarga korban, namun tidak menjelaskan bagaimana keadaan korban setelah kejadian tersebut. Mereka meminta identitas dari korban dirahasiakan.
“Semua pihak harus melindungi anak dan keluarga korban dari pemberitaan terkait nama, tempat kejadian, kronologis perlakuan, identitas korban dan keluarga supaya tidak berakibat pada bullying dan perlakuan diskriminasi secara sosial, budaya dan pendidikan,” ujar Susanto.
Namun, Susanto menjelaskan modus yang dilakukan pelaku. Pelaku melakukan pendekatan kepada korban dan memberi iming-iming sesuatu.
“Dia penuh dengan modus operandi kebohongan, seperti dikasih makanan. Ada pendekatan-pendekatan dilakukan memang pendekatan informal. Kemudian, tindakan tersebut ada yang dilakukan di area terbuka,” ucap Susanto.
KPAI memastikan akan menjaga agar proses pendampingan korban berjalan dengan baik. “Kita terus memastikan ikhtiar itu terus berjalan,” kata Susanto.
Sebelumnya, Polsek Cengkareng menangkap seorang pria berinisial AW alias W alias G (29) yang diduga sebagai pelaku pencabulan terhadap sembilan anak laki-laki di wilayah Cengkareng, Jakarta Barat. Dia memakai modus memberi iming-iming makanan untuk merayu korbannya.
“Modus tersangka adalah mengajak anak-anak dengan mengiming-imingi makanan kemudian mengajak mengantar sekolah. Setelah rumahnya sepi dilakukan kegiatan seksual yang abnormal. Korban saat ini ada sembilan, semua di bawah umur,” kata Kapolsek Cengkareng, Kompol Agung Budi Leksono di kantornya, Jl. Kamal Raya, Cengkareng, Jakbar