KPAI Minta Kominfo Blokir Grup Facebook Gay di Garut

BANDUNG – Warga Garut dihebohkan dengan kemunculan grup facebok yang diduga kelompok gay yang anggotanya merupakan pelajaran SMP dan SMA. 

Anggotanya mencapai 2.500 orang. Hingga saat ini aktivitas grup tersebut masih berjalan. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) akan mendalami kasus tersebut. 

“Pertama, kita terus dalami dan berkoordiasi dengan kepolisian terkait penyelidikan group ini. Apakah ada aktor orang dewasa yang memengaruhi anak-anak ini sehingga mereka membuat grup terbuka seperti dalam facebook tersebut,” kata Komisioner KPAI Jasra Putra, dalam siaran tertulisnya kepada PRFM, Senin (8/10/2018).

Jasra mengatakan KPAI meminta pemerintah dalam hal ini Kominfo untuk memblokir grup facebook tersebut, kecuali untuk alasan penyelidikan bagi kepolisian. Kemudian ia meminta kepada Kemensos, Kemenkes dan Kemendikbud mengambil peran terkait anak pelaku maupun korban jaringan ini sesuai dengan kewenangan masing-masing. 

“Katakanlah Kemensos bisa melakukan pendampingan dan rehabilitasi korban anak agar kembali kepada fungsi-fungsi sosialnya secara normal,” jelasnya

Langkah Ketiga, KPAI meminta orang tua untuk melakukan komuniasi dan pendampingam secara baik kepada putranya, karena kelompok gay tersebut sesungguhnya banyak dibentuk dari perilaku lingkunganya.

“Kami juga meminta netizen untuk tidak melakukan bullying kepada anak pelaku maupun korban, sebab mereka butuh kita untuk memberikan informasi positif terkait perilaku menyimpang yang seharusnya kita ikut luruskan,” terangnya

Dalam waktu dekat ini, KPAI akan menemui Pemda Garut terkait penanganan anak korban dan pelaku. Jastra akan berkoordinasi dengan Kapolres Garut terkait aktor-aktor yang membuat grup facebook tersebut, termasuk apakah semuanya termasuk kategori anak.

“Kita juga memastikan anak-anak tersebut terdampingi secara baik, karena perilaku menyimpang ini butuh intervensi semua pihak agar anak bisa menjalankan fungsi-fungsi sosialnya secara baik dan memahami nilai-nilai agama dan budaya ketimuran,” pungkasnya

 

Exit mobile version