JAKARTA – Koordinator Divisi Sosialisasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI Erlinda mengungkapkan, pihaknya telah membentuk tim investigasi terkait fenomena skip challange atau pass out challange. Menurut dia, ternyata fenomena tersebut telah berlangsung sejak tahun lalu.
Ia menjelaskan, setelah koordinasi dengan dokter, ternyata permainan tersebut tidak baik untuk kesehatan. Bukan hanya itu, dikhawatirkan kondisi anak yang sebelumnya baik -baik saja, akhirnya terjadi kerusakan di tubuhnya.
”Kami mengimbau kepada masyarakat termasuk orang tua untuk memberikan pengarahan kepada anak. Pengawasan bahwa apa yang ada fenomena semacam itu, jangan diikuti,” kata Erlinda, saat dihubungi, Jumat (10/3).
Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk lebih cerdas, apa yang di Instagram tidak untuk diikuti semuanya. Selain itu, Erlinda mengungkapkan, mayoritas remaja yang memainkan permainan tersebut pelajar SMP dan SMA.
”Mereka yang boleh dikatakan senengnya coba-coba. Sementara masih di Jabodetabek, tapi kita belum tahu informasi lebih lanjut,” ujarnya.