KPAI Nilai JIS Kurang Kooperatif

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam Sholeh berharap pihak Jakarta International School (JIS) bisa lebih kooperatif membantu mengungkap kasus kejahatan seksual yang menimpa siswanya. Selama ini, pihak JIS dinilai belum sepenuhnya terbuka.

Asrorun mencontohkan berkas keterangan kronologi yang dibuat secara tertulis. Pihak JIS sudah berjanji akan mengirimkannya melalui e-mail pada Kamis (17/4/2014) lalu. Namun, hingga hari ini, berkas keterangan kronologi belum diterima.

“Pihak sekolah (JIS) harus kooperatif, jangan belum apa-apa sudah bilang enggak ada,” kata Asrorun di Jakarta, Selasa (22/4/2014).

Contoh lain lagi, kata Asrorun, ialah mengenai indikasi adanya korban lain selain AK di JIS. Menurutnya, saat berusaha menggali keterangan, baik dari orangtua murid maupun pihak internal JIS, KPAI langsung diberi tahu bahwa tidak ada korban selain AK. Padahal, kemungkinan korban lain serentak diinformasikan oleh orangtua murid kepada KPAI.

Terkait indikasi terhadap kemungkinan ada korban lain selain AK, Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Susanto mengatakan akan menggali keterangan juga dari alumni JIS. KPAI berusaha mencari tahu kebenaran informasi yang mengatakan bahwa ada indikasi kekerasan seksual terhadap anak lainnya, baik di TK maupun di tingkat pendidikan yang berbeda, seperti SD, SMP, dan SMA.

Sebelumnya, JIS juga telah membentuk tim investigasi internal yang melibatkan tiga kedutaan besar, yakni Amerika Serikat, Australia, dan Inggris. Ketiga kedubes juga diminta mengaudit sistem keamanan, khususnya di toilet sekolah tersebut. JIS mengklaim berkomitmen mendukung upaya pemyelidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian sejak awal.

Exit mobile version