KPAI : Orangtua Diminta Ungkap Borok Sekolah

Upaya pengungkapan kasus kejahatan seksual di TK Jakarta International School (JIS) terus bergulir. Salah satunya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) berencana mengumpulkan seluruh orangtua murid. Tujuannya, menggali informasi terkait potensi munculnya kasus serupa tetapi tidak diungkap. Sekretaris KPAI Erlinda mengatakan, kasus yang menimpa salah satu murid TK JIS ini bukan kejahatan biasa.

Dia mengatakan kasus tersebut tidak hanya menjadi perhatian masyarakat Indonesia, tetapi sudah menjadi isu internasional. Sebab, pelajar JIS berasal dari 61 negara. Dia menyatakan segera membuat semacam forum yang mendatangkan seluruh wali murid TK JIS. “Orangtua tidak perlu takut. Kami jamin rahasia dan informasinya,” paparnya di Jakarta kemarin (19/4).

Termasuk juga kegiatan perkumpulan itu bisa dijalankan secara rahasia, demi kenyamanan wali murid. Diakui Erlinda, kontrol pengelola TK JIS terhadap orangtua murid cukup kuat. Dia mengatakan, untuk sekadar kumpul-kumpul sesama orangtua murid, harus mendapatkan izin sekolah.

Nah, karena status TK JIS sudah ditutup sementara oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), dia berharap rencana mengumpulkan seluruh orangtua bisa terlaksana tanpa bayang-bayang pengelola JIS. Pernyataan Erlinda soal sikap JIS yang cenderung tertutup itu diakui ayah MK, murid korban kejahatan seksual (sodomi) yang dilakukan pegawai cleaning service di sekolah tersebut.

JIS memang sudah melakukan pembenahan besar-besaran demi keamanan siswanya. “Tapi menurut saya itu terlambat. Karena anak saya sudah menjadi korban,” paparnya.Pria yang merahasiakan namanya ini juga menjelaskan, ketika kasus mencuat, dia dikirimi SMS misterius. SMS yang mengatasnamakan orang dekat salah satu menteri itu meminta keluarganya tidak terus menyalahkan JIS.

Dan, beberapa waktu lalu, dia mengonfirmasi langsung isi SMS ke ajudan menteri yang disinggung. Ternyata SMS itu tidak benar dan tidak terkait dengan menteri. “Saya tidak takut mendapatkan SMS itu. Saya tetap memperjuangkan keadilan untuk anak saya,” paparnya. Kuasa hukum keluarga korban OC Kaligis membenarkan TK JIS telah melakukan pembenahan secara fisik.

Tetapi, dia memandang upaya itu malah sebagai perusakan tempat kejadian perkara. “Sekarang toilet tempat kejadian malah direhab total. Apakah itu tidak merusak TKP?” timpalnya. OC juga menyayangkan polisi yang tidak kunjung memasang police line di TKP. Dia khawatir polisi masih menganggap bahwa TK JIS lembaga pendidikan diplomatik yang terkena aturan teritorial, layaknya kantor kedutaan asing. “Padahal tidak.

TK JIS ini sama dengan sekolah-sekolah lain, jelasnya. OC sekaligus heran dengan alasan Kemendikbud menutup sementara TK JIS semata karena masalah legalitas izin operasional. Namun, Direktur Jenderal PAUDNI (Pendidikan Anak Usia Dini, Non-Formal, dan Informal) Kemendikbud Lydia Freyani Hawadi membenarkan rekomendasi penutupan yang dia keluarkan itu bersifat sementara.

“Izin itu akan saya layangkan ke sekolah Senin (besok, Red),” jelasnya.Meski begitu, Lydia mengatakan ada potensi TK JIS akan ditutup permanen. Namun, hal ini menjadi kewenangan Mendikbud Mohammad Nuh. Penutupan penuh ini menunggu hasil investigasi tim gabungan Kemendikbud, KPAI, dan Polri yang bergerak lagi pekan ini

Exit mobile version