KPAI : Pemberitaan Soal Anak Diharap Berperspektif Solusi

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengharapkan pemberitaan media terhadap kasus yang melibatkan anak-anak harus dapat menyajikan pemberitaan berperspektif solusi.

“Harapan kami, media itu memberitakan tidak hanya sekadar menyajikan kasus-kasus anak, tetapi ada solusinya juga,” kata Wakil Ketua KPAI Maria Advianti saat menjadi pembicara pada Pelatihan Jurnalistik Peliputan Tentang Anak, di Denpasar, Selasa (31/3).

Menurut dia, media massa itu mempunyai fungsi daya ubah dan alangkah baiknya jika daya ubah itu diarahkan menjadi hal yang positif bagi anak, sehingga dari suatu kasus tertentu yang menimpa anak-anak, nantinya dapat mengarah pada terciptanya lingkungan yang protektif dan ramah anak.

Dalam pelatihan yang digelar Dewan Pers itu, Maria berpandangan ketika anak menjadi korban tindak pidana yang pelakunya orang dewasa, maka kondisi itu mengindikasikan anak tersebut tidak terlindungi di lingkungannya.

“Di sisi lain, ketika anak menjadi pelakunya, maka hal itu mengindikasikan bahwa lingkungan tidak memberikan informasi yang betul dan edukatif kepada anak tersebut sehingga anak tersebut melakukan kesalahan,” ujarnya.

Dia mengingatkan bahwa sesungguhnya anak berperilaku itu mengimitasi atau meniru, dan tidak ada anak-anak yang original ketika melakukan tindak pidana. Mereka bisa meniru dari media massa, atau mungkin dari temannya serta lingkungan sekitarnya.

Maria menyayangkan tidak sedikit media yang menyampaikan secara vulgar kasus kekerasan seksual yang menyangkut anak-anak, baik itu sebagai korban maupun pelakunya, bahkan identitas mereka disampaikan secara gamblang, yang semestinya disamarkan.

Sementara itu, Maria D Andriana dari LKBN Antara mengemukakan dalam memberitakan kasus yang melibatkan anak-anak, selain tetap memperhatikan kaidah jurnalistik (terkait akurasi dan kepekaan), juga harusnya beretika (bersifat melindungi).

Dia pun menyampaikan kiat dalam mewawancarai anak-anak yang seyogyanya harus memperhatikan kesiapan anak tersebut, memerlukan pendamping orang dewasa, serta tetap memperhatikan dampak wawancara dan pemberitaan pada anak itu.

“Intinya para jurnalis harus kritis dan memverifikasi informasi yang didapatkan,” ucap Maria yang juga merupakan pengajar jurnalistik dan penguji kompetensi wartawan itu.

Exit mobile version