KPAI : Peringatan Hari Sumpah Pemuda Jadi Momentum Melawan “Penjajahan” Anak dan Remaja

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto mengatakan peringatan sumpah pemuda patut menjadi momentum untuk menggelorakan semangat melawan kejahatan terhadap anak.

Ia menyebut, saat ini Indonesia menghadapi pola penjajahan baru yang menyasar remaja dan anak-anak. Para pemuda, kata dia, harus menjadi penggerak untuk menuntas tindak kejahatan tersebut.

“Kejahatan terorisme terus menyasar anak dan remaja. Ini menu baru penjajahan di era kini,” ujar Susanto melalui keterangan tertulis, Sabtu (27/10/2017).

Di sisi lain, kata Susanto, ekspansi distribusi pornografi semakin menjadi hal yang serius yang menjadikan anak sebagai target. Inilah yang seringkali memicu anak sebagai pelaku penyimpangan seksual, di samping faktor disfungsi pengasuhan, minimnya kontrol sosial, serta adanya kecenderungan bergesernya standar nilai etik di masyarakat.

Susanto mengatakan, kejahatan berbasis siber menjadi modus baru para pelaku kejahatan.

“Bandar narkoba tak lagi menggunakan pola manual dalam perdagangan narkotika, namun strateginya bergeser menggunakan pendekatan teknologi,” kata Susanto.

Perkembangan teknologi membuat anak-anak semakin mudah terakses oleh pelaku kejahatan. Modus tersebut, kata Susanto, membuat orangtua kewalahan untuk memastikan anaknya tak terjerumus dalam penyalahgunaan narkotika.

Di samping itu, kasus ekspolitasi anak untuk kepentingan ekonomi juga masih cukup serius.

“Terbaru, ada dugaan pabrik petasan di Tangerang menghebohkan publik. Ia diduga melibatkan anak bekerja di sektor berbahaya dengan gaji rendah dan target tinggi,” kata Susanto.

Banyaknya kasus kejahatan terhadap anak, kata Susanto, membuat peran pemuda sangat diperlukan untuk mengatasinya. Penanganan kasus anak harus menjadi panggilan jiwa pemuda.

“Maka cegah dengan cara yamg jitu agar anak indonesia terselamatkan dari paparan kejahatan,” kata Susanto.

Exit mobile version