KPAI Pertemukan Semua Ortu Murid TK JIS

Upaya pengungkapan kasus kejahatan seksual di TK Jakarta International School (JIS) terus bergulir. Salah satunya Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) berencana mengumpulkan seluruh orangtua murid TK JIS. Tujuannya menggali informasi terkait potensi munculnya kasus serupa tetapi tidak diungkap.
Sekretaris KPAI Erlinda mengatakan, kasus yang menimpa salah satu murid TK JIS ini bukan kejahatan biasa. Selain itu dia mengatakan kasus ini tidak hanya menjadi perhatian masyarakat Indonesia, tetapi sudah menjadi isu internasional. Sebab murid JIS berasal dari sekitar 50 negara.
Dia menyatakan akan segera membuat semacam forum yang mendatangkan seluruh wali murid TK JIS. Upaya ini dilakukan untuk menggali informasi potensi adanya kasus kejahatan seksual lainnya. “Orangtua tidak perlu takut. Kami jamin rahasia dan informasinya,” paparnya di Jakarta kemarin. Termasuk juga kegiatan perkumpulan itu bisa dijalankan secara rahasia, demi kenyamanan wali murid.
Menurut Erlinda kontrol pengelola TK JIS terhadap orangtua murid cukup kuat. Dia mengatakan untuk sekedar berkumpul-kumpul antar sesama orangtua murid, harus mendapatkan izin dari pihak sekolah. Karena saat ini posisi TK JIS sudah ditutup oleh Kemendikbud, dia berharap rencana mengumpulkan seluruh orangtua murid TK JIS bisa terlaksana tanpa baying-bayang pihak JIS.
Pernyataan dari Erlinda soal sikap JIS yang cenderung tertutup itu diakui oleh ayah MAR, korban kejahan seleksual di TK JIS. Dia juga mengatakan saat ini TK JIS sudah melakukan pembenahan habis-habisan demi keamanan siswanya. “Tapi menurut saya itu terlambat. Karena anak saya sudah menjadi korban,” paparnya.
Dia juga menjelaskan ketika kasus ini mencuat, dia mendapatkan kiriman SMS misterius. SMS yang mengatasnamakan orang dekat salah satu menteri itu meminta keluarganya tidak terus menyalahkan JIS. Beberapa waktu lalu dia langsung mengkonfirmasi isi SMS itu ke ajudan menteri yang disinggung. Ternyata SMS itu tidak benar dan tidak terkait dengan menteri.
“Saya tidak takut mendapatkan SMS itu. Saya tetap memperjuangkan keadilan untuk anak saya,” paparnya.
Kuasa hukum keluarga korban O.C. Kaligis mebenarkan bahwa TK JIS telah melakukan pembenahan secara fisik infrastruktur. Tetapi dia memandang upaya itu malah sebagai perusakan tempat kejadian perkara. “Sekarang toilet tempat kejadian malah direhab total. Apakah itu tidak merusak TKP,” jelasnya.
O.C. Kaligis menyayangkan sikap polisi yang tidak kunjung memasang police line di TKP toilet TK JIS. Dia khawatir kepolisian masih menganggap bahwa TK JIS itu adalah lembaga pendidikan diplomatik yang terkena aturan territorial layaknya kantor kedutaan asing. “Padahal tidak. TK JIS ini sama dengan sekolah-sekolah lain. Aparat boleh masuk, apalagi untuk penegakan hukum,” jelasnya.

Exit mobile version