KPAI: Ratusan Anak Alami Gangguan Kesehatan Akibat Limbah Pabrik di Sukoharjo

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melaporkan, ada ratusan anak yang alami gangguan kesehatan akibat limbah pabrik di Sukoharjo.

Menindaklanjuti pengaduan warga kecamatan Nguter, kabupaten Sukoharjo terkait pencemaran udara yang berasal dari PT Rayon Utama Makmur (RUM), KPAI menurunkan Tim untuk melakukan pengawasan ke Sukoharjo yang terdiri dari Komisioner Bidang Pendidikan Retno Listyarti dan Komisioner Bidang Sosial dan Anak dalam Situasi Darurat, Susianah.

KPAI mendatangi lokasi pemukiman penduduk yang letaknya paling dekat dengan lokasi pabrik, hanya radius sekitar 500 meter, yaitu di dukuh Tawang Krajan, desa Gupit, kecamatan Nguter, kabupaten Sukoharjo. Adapun desa terdampak di Sukoharjo adalah Desa Kedungwinong, Desa Plesan, Desa Gupit, Desa Celep dan desa Pengkol.

Saat ini, pabrik sudah mendapatkan sanksi administrasi dari Bupati akibat pencemaran yang ditimbulkan dengan penghentian operasi sementara selama delapan bulan terhitung sejak Januari 2018.

“Karena hanya diberhentikan sementara sambil menunggu alat peredam bau, warga menjadi trauma dan ketakutan jika pabrik tersebut beroperasi kembali, maka warga akan mengalami kembali gangguan pernafasan dan kesehatan lainnya akibat proses produksi pabrik tersebut. Kekhawatiran ini yang menggerakan warga terus berjuang kemana-mana agar pabrik tersebut dicabut ijinnya dan tidak beroperasi kembali,” ujar Susianah, seperti keterangan yang NNC terima, Minggu (3/6/2018).

Kata Susianah, saat pengawasan, KPAI bertemu dan mendengarkan keluhan sekitar 40 warga terdampak secara langsung, KPAI juga mewawancarai sejumlah anak yang mengalami sesak dada, tengkuk sakit, muntah-muntah, pusing dan mual berkepanjangan akibat bau busuk yang ditimbulkan dari proses produksi pabrik.

Pertemuan dengan warga berlangsung cair dan beberapa warga menangis terisak-isak saat menceritakan kondisi yang dialaminya saat pabrik milik PT RUM tersebut beroperasi. Nampak sekali warga mengalami trauma dan membutuhkan trauma healing. Warga yang dewasa saja mengalami trauma, apalagi anak-anak.

Pengakuan warga, bau busuk yang menyengat sebenarnya tidak terus menerus dirasakan warga, tetapi setiap hari pasti bau, serangan bau bisa mencapai 5 kali dalam sehari. Bisa pagi, siang, sore, bahkan tengah malam. Menggunakan masker dan ditutupi bantal pun, bau tetap menyengat dan menyesakan dada.

KPAI mendapatkan data jumlah anak-anak yang terdampak pencemaran diantaranya dari dukuh Ngarapah mencapai 48 anak-anak (14 diantaranya masih balita), dukuh Tegalrejo sebanyak 27 anak-anak (10 diantaranya masih balita), dan dukuh Tawang Krajan sebanyak 27 anak-anak (3 diantaranya usia balita). Ketiga dukuh tersebut masuk wilayah kecamatan Nguter, kabupaten Sukoharjo, Propinsi Jawa Tengah.

Exit mobile version