KPAI : Tidak ditemukannya Benzodiazepan bukan berarti masalah selesai

Aksi yang dilakukan sejumlah anak SMP di Sekolah Pakan Baru-Riau, tak luput menjadi perhatian KPAI.

Komisioner KPAI bidang Kesehatan dan Napza, Sitti Hikmawatty mengatakan pihaknya telah langsung berkoordinasi dengan BPOM dan BNN terkait hal tersebut, namun karena BPOM telah menyatakan bahwa minuman yang dikonsumsi para siswa tersebut positif tidak mengandung NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif) lainnya, maka pihaknya perlu melakukan pendalaman atas penyebab kasus ini.

Insya Allah besok pagi kami akan berada di TKP, SMP tersebut, Sebelumnya KPAI juga melakukan koordinasi dengan beberapa dinas terkait agar bisa bersama-sama mencari penyebab masalah dan solusinya.

Jumlah 56 siswa pada kasus itu bukanlah hal yang sederhana, ini perlu pedalaman yang serius.

Belajar dari pengalaman negara tetangga di Asia ada beberapa tontonan dan bahkan lagu-lagu yang menstimulasi alam bawah sadar seseorang sehingga mereka bisa melakukan kegiatan yang disarankan ataupun dicontohkan oleh film dan lagu tersebut, termasuk ajakan menyakiti diri sendiri sampai dengan bunuh diri. Ini sangat perlu diwaspadai, kalau benar penyebabnya adalah tontonan YouTube maka KPAI akan memberikan masukan-masukan pada kementerian terkait. Namun sebelum itu tentunya harus dilakukan dulu pendalaman pada para siswa yang melakukan aksi menyayat bagian anggota tubuhnya ini.

Melihat dari usia siswa yang terkena kasus, masalah perubahan hormonal perlu menjadi pertimbangan juga, selain itu juga terkait dengan mekanisme pertahanan diri yang mungkin belum matang (immatur) ataupun kuatnya pengaruh lingkungan teman, pola asuh dalam keluarga, serta pengaruh Media sosial
Anak-anak ini sangat mudah untuk mencontoh (modelling) daripada dikuliahi/diberi nasihat. Karenanya pendekatan gurupun menjadi faktor yang sangat bermakna.

Sitti Hikmawatty
Komisioner KPAI
Bidang Kesehatan dan NAPZA

Exit mobile version