KPAI Upayakan Hapus Kekerasan dan Seksualitas di Mesin Permainan Anak

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sangat prihatin dengan begitu banyaknya unsur kekerasan dan seksualitas pada mesin permainan di sejumlah game center di berbagai pusat perbelanjaan. Atas kondisi ini KPAI mengajak berbagai pihak untuk berupaya mengatur kembali mesin permainan anak.

“Permainan anak di pusat perbelanjaan itu ada lebih dari 90 persen kontennya kekerasan. Anak memang makin gemes tapi dia melihat darah berceceran, dan dibunuhnya musuh dengan cara yang kejam. Disisi lain, walaupun tidak sebanyaak kekerasan, ada pula unsur seksualitasnya. Yang mana mengarah kepada pornografi. Itulah yang mendorong KPAI mengajak berbagai pihak untuk mengatur ulang game permainan anak,” kata Ketua KPAI Asrorun Ni’am Sholeh kepada suaramerdeka.com, Sabtu siang (27/9).

Selain itu ada pula permainan yang mengandalkan ‘luck’ dan mengarah pada perjudian. Yang mana hal tersebut membuat anak penasaran, keranjingan dan akhirnya menghamburkan banyak uang. Dikhawatirkan KPAI, akan banyak uang yang sebenarnya bisa untuk kebutuhan yang lebih berguna, tapi oleh si anak yang sudah demikian keranjingan main game, akan disalahgunakan.

“Jadi bilang ke orang tua untuk beli buku, tapi akhirnya hanya dihabiskan untuk main game. Hal seperti ini jug harus diantisipasi,” kata pria asal Nganjuk tersebut.

Berkaitan dengan upaya menyelamatkan anak dari unsur kekerasan, pornografi dan perjudian di mesin permainan anak, KPAI menurut Ni’am telah bertemu dengan Kementerin Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Polri serta pengelola game center.

“Alhamdulillah, respon yang didapatkan dari pihak pengelola sejauh ini positif. Terakhir dalam forum konvensi disepakati konten tidak berisi kekerasan dan mesin permainan akan fokus pada aspek skill edukatif. Semoga mesin permainan yang ramah anak ini dapat terwujud dalam ,” ujar Niam.

Exit mobile version