Jakarta, 7 November 2025 – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden ledakan yang terjadi di SMA Negeri 72 Jakarta yang menyebabkan sejumlah siswa dan guru mengalami luka. KPAI menegaskan bahwa sekolah harus menjadi zona aman bagi anak, tempat mereka belajar dan tumbuh tanpa rasa takut.
Ketua KPAI, Margaret Aliyatul Maimunah menyatakan bahwa kejadian ini harus menjadi perhatian serius bagi semua pihak, baik pemerintah, sekolah, maupun masyarakat agar lingkungan pendidikan benar-benar aman, nyaman, dan bebas dari potensi bahaya.
“KPAI mendorong agar penanganan kasus dilakukan secara cepat dan menyeluruh dengan tetap mengutamakan kepentingan terbaik bagi anak. Kami mengapresiasi langkah cepat kepolisian dalam penanganan awal insiden ini,” ujar Margareth.
KPAI Soroti Pentingnya Sistem Keamanan Sekolah
Sebagai tindak lanjut, KPAI menyoroti beberapa langkah penting untuk memastikan insiden serupa tidak terulang. Setiap satuan pendidikan perlu memiliki sistem pencegahan dan deteksi dini terhadap potensi bahaya, termasuk mekanisme pengawasan terhadap barang-barang yang dibawa siswa ke lingkungan sekolah.
Selain itu, KPAI mendorong koordinasi yang kuat antara sekolah, dinas pendidikan, dan aparat keamanan agar sistem pengawasan berjalan efektif. Sekolah harus memiliki prosedur standar keamanan dan kesiapsiagaan darurat yang melibatkan seluruh warga sekolah, termasuk anak-anak
“Perlindungan anak tidak hanya tanggung jawab lembaga pendidikan, tetapi juga kolaborasi lintas sektor. Lingkungan sekolah harus menjadi ruang yang aman bagi tumbuh kembang anak,” tegas Margareth.
Pendampingan Medis dan Psikologis bagi Anak Korban
KPAI memastikan bahwa anak-anak korban mendapatkan pendampingan medis dan psikologis (trauma healing) agar dapat pulih dan kembali merasa aman di sekolah. Pendampingan diberikan tidak hanya kepada korban langsung, tetapi juga kepada siswa, guru, dan keluarga yang terdampak secara emosional.
“Anak-anak yang mengalami peristiwa traumatis berhak atas layanan pemulihan agar tidak meninggalkan dampak jangka panjang. KPAI terus memantau agar hak-hak anak korban terpenuhi,” tambah Margareth.
Peran Keluarga dan Masyarakat dalam Perlindungan Anak
KPAI juga mengimbau orang tua untuk meningkatkan pendampingan dan komunikasi dengan anak, baik di rumah maupun dalam aktivitas mereka di lingkungan sekolah dan media sosial. Pengawasan dan keterlibatan aktif orang tua penting untuk mencegah perilaku berisiko serta membantu anak menyalurkan rasa ingin tahunya dengan cara yang positif dan aman.
KPAI menekankan bahwa perlindungan anak adalah tanggung jawab bersama. Pemerintah, sekolah, keluarga, dan masyarakat perlu memperkuat sistem perlindungan anak secara menyeluruh agar setiap anak di Indonesia dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang aman, sehat, dan bahagia.
“KPAI akan terus melakukan pengawasan dan koordinasi dengan berbagai pihak agar kejadian ini menjadi pelajaran berharga untuk memperkuat sistem keamanan di satuan pendidikan,” pungkas Margareth.
Pendampingan Medis dan Psikologis bagi Anak Korban
KPAI memastikan bahwa anak-anak korban mendapatkan pendampingan medis dan psikologis (trauma healing) agar dapat pulih dan kembali merasa aman di sekolah. Pendampingan diberikan tidak hanya kepada korban langsung, tetapi juga kepada siswa, guru, dan keluarga yang terdampak secara emosional.
“Anak-anak yang mengalami peristiwa traumatis berhak atas layanan pemulihan agar tidak meninggalkan dampak jangka panjang. KPAI terus memantau agar hak-hak anak korban terpenuhi,” tambah Margareth.
Peran Keluarga dan Masyarakat dalam Perlindungan Anak
KPAI juga mengimbau orang tua untuk meningkatkan pendampingan dan komunikasi dengan anak, baik di rumah maupun dalam aktivitas mereka di lingkungan sekolah dan media sosial. Pengawasan dan keterlibatan aktif orang tua penting untuk mencegah perilaku berisiko serta membantu anak menyalurkan rasa ingin tahunya dengan cara yang positif dan aman.
KPAI menekankan bahwa perlindungan anak adalah tanggung jawab bersama. Pemerintah, sekolah, keluarga, dan masyarakat perlu memperkuat sistem perlindungan anak secara menyeluruh agar setiap anak di Indonesia dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang aman, sehat, dan bahagia.
“KPAI akan terus melakukan pengawasan dan koordinasi dengan berbagai pihak agar kejadian ini menjadi pelajaran berharga untuk memperkuat sistem keamanan di satuan pendidikan,” pungkas Margareth. (Ed:Kn)











































