Penulis Buku Balita Berkonten LGBT Akui Salah Memilih Kata

JAKARTA – Penulis buku berkonten LGBT, Intan Noviana yang mendatangi kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia ( KPAI) untuk melakukan klarifikasi. Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan, Intan mengakui bahwa buku “Balita Langsung Lancar Membaca” yang mengandung konten LGBT adalah tulisannya bersama Purnama Andri.

Namun, terkait penulisan, semuanya menjadi tanggung jawab Intan. Dalam buku tersebut, Intan menulis antara lain kalimat “Opa suka Waria” dan “Widia bisa menikahi Vivi”. Menurut penjelasan Intan, “Widia” yang dimaksud adalah Widiatmoko. Namun, ia belum selesai menyelesaikan nama tersebut sehingga disingkat menjadi “Widia”.

“KPAI mempertanyakan rasanya jauh sekali Widyatmoko dengan Widia. Jadi wajar saja orangtua terganggu sekali dengan pilihan kata-kata tersebut,” ujar Retno melalui siaran pers, Rabu (3/1/2018).

Selain itu, KPAI juga mempertanyakan alasan Intan menggunakan kata “waria”. Intan beralasan, waria di Yogjakarta sering mengganggu karena meminta secara paksa. Karena itulah ia terpikirkan menulis kata “waria” agar anak-anak memahami maknanya.

Intan mengaku sedang banyak menulis buku dan kehabisan kata-kata. Retno mengatakan, Intan mengaku tak ada motif apapun dalam menuliskan kalimat-kalimat janggal tersebut di buku untuk balita.

“Intan kemudian meminta maaf atas kekeliruan memilih kata-kata tersebut,” kata Retno.

Saat menemui KPAI, Intan juga membawa buku-buku yang dia tulis soal belajar membaca bagi balita, yakni Revolusi Belajar Membaca “Belajar Membaca Tanpa Mengeja” buku 1 (2011) dan buku 2 (2010, cetakan ketiga), serta “Langsung Bisa Belajar Membaca Tanpa Mengeja” yang diterbitkan oleh penerbit Cabe Rawit.

Intan mengaku telah menulis sembilan buku. Namun, empat tahun terakhir tidak menulis. Saat ini, ia sedang meneliti untuk bahan menulis.

“Intan juga menunjukkan kartu permainan membaca yang dalihnya menjadi bukti bahwa dirinya tidak mengkampanyekan LGBT, yaitu membuat kartu permainan membaca membuat sesuai dengan gender,” kata Retno.

Exit mobile version