Perampokan Sadis Pulomas, Ini Cara Zanette Atasi Penyekapan

JAKARTA – Di antara lima korban penyekapan oleh perampok sadis Pulomas yang selamat, Zanette Kalila Azaria, 13 tahun, paling cepat pulih. Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan mengatakan kondisi Zanette sudah pulih.

“Tapi dia enggak mau ke sini karena trauma lihat rumah,” kata Iriawan saat hadir dalam acara tahlilan di rumah almarhum Dodi Triono, Pulomas, Jakarta Timur, Senin malam, 2 Januari 2017.

Ketangguhan fisik Anet, sapaan Zanette, juga dikemukakan komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda, salah satu pihak yang pertama menjenguknya di rumah sakit setelah diselamatkan, Selasa, 27 Desember 2016.

Lebih jauh, Erlinda mengatakan, dari lima korban yang selamat, kondisi Anet lah yang paling cepat proses pemulihannya. Erlinda juga memuji kecerdikan Anet bisa selamat dengan cara meminum air di kamar mandi ukuran 1,5 x 1,5 meter yang menjadi tempat penyekapan 11 orang. Tindakan Anet lalu diikuti seorang pembantu dan baby sitter yang juga selamat.

Menurut guru pembimbingnya, Rachmita Harahap, Anet juga bisa lolos karena memiliki fisik yang tangguh. “Zanette rajin ikut olahraga bulutangkis dan taekwondo yang membuat fisiknya kuat bertahan hidup,” katanya.

Anet juga mampu bertahan dengan cara menghirup udara dari gagang pintu yang dipatahkan ayahnya.

Ketangguhan mental dan fisik Anet juga diakui Menteri Sosial Khofifa Indar Parawansa yang menjenguknya pada Sabtu, 31 Desember 2016. Khofifah juga membawakan rendang. “Ketika saya tanya ‘Anet suka rendang?’ kelihatan ekspresi wajahnya,” ujarnya.

Selain itu, Anet diketahui hobi melukis sehingga Khofifah juga membawakannya peralatan melukis. “Semua tadi kami sampaikan agar dia merasa keseharian dia sebenarnya bisa dimulai kembali,” ucapnya.

Khofifah berujar kementerian siap memberikan bantuan berupa pendampingan psikososial terapi. “Psikososial terapi ini tidak bisa dideteksi secara medik saja, harus ada assessment khusus,” katanya.

Exit mobile version