Jakarta, – Untuk pertama kalinya, anak-anak tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga menjadi peneliti yang menilai langsung pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bersama Wahana Visi Indonesia dan Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) memfasilitasi 34 anak yang menjadi peneliti dari berbagai daerah di Indonesia untuk melakukan riset partisipatif. Penelitian ini melibatkan lebih dari 1.600 responden anak dari SD hingga SMA ini dilaksanakan pada 11 Juli hingga 1 Agustus 2025 dan hasilnya nanti akan dipaparkan langsung kepada pemerintah dalam bentuk rekomendasi.
Hasil riset menunjukkan bahwa program MBG diterima dengan antusias oleh anak-anak. Mereka merasa kebutuhan gizi lebih terpenuhi, senang bisa makan bersama di sekolah, serta terbantu dalam mengelola uang jajan karena tidak perlu selalu membeli makanan di luar. Program ini juga meringankan beban orang tua, membuat suasana lebih tenang, dan memberi rasa terlindungi bagi anak-anak.
Namun, anak-anak juga memberikan sejumlah catatan penting: rasa makanan perlu ditingkatkan dengan variasi menu yang lebih menarik, Porsi makanan dinilai tidak seragam: sebagian anak merasa kurang, sebagian terlalu banyak, kualitas makanan harus diperbaiki: ada laporan makanan rusak atau buah mentah, edukasi gizi belum optimal, masih berupa imbauan lisan tanpa kampanye sistematis.
Wakil Ketua KPAI, Jasra Putra, menegaskan bahwa masukan ini sangat berharga. “Hari ini kita belajar dari anak-anak sendiri. Mereka bukan sekadar penerima manfaat, tetapi juga peneliti yang memberi masukan jujur. Suara anak harus ditempatkan di pusat kebijakan agar program semakin berkualitas dan berpihak pada kepentingan terbaik anak,” ujarnya saat menghadiri acara Dialog Terbatas Penyampaian Hasil Survei pada 28 Agustus 2025 di KPAI Jakarta.
Staf Khusus Badan Gizi Nasional, Ary Santoso, menambahkan bahwa masukan anak membawa perspektif baru: “Program Makan Bergizi Gratis bukan hanya soal gizi, tetapi juga perlindungan anak. Kami mendapat insight baru bahwa program ini dapat mengurangi tekanan di rumah ketika orang tua tidak lagi terbebani menyiapkan makanan. Tantangan terbesar kami adalah memastikan makanan aman, bergizi, dan disukai anak-anak,” jelasnya.
KPAI bersama mitra akan meramu temuan ini menjadi laporan dan rekomendasi resmi untuk disampaikan kepada pemerintah serta dibahas dalam forum publik. Dengan begitu, suara anak benar-benar menjadi dasar perbaikan dan penguatan program makan bergizi gratis di Indonesia. (Ed:Kn)