Ramai Grup Gay Pelajar di Facebook, Ini Imbauan KPAI

BANDUNG – Facebook kembali ramai diperbincangkan usai viralnya grup gay pelajar di Garut Bandung beberapa waktu lalu. Diketahui grup gay tersebut telah diikuti oleh para pelajar SMP dan SMA.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti kasus ini dan akan melakukan langkah-langkah atau tindakan untuk mengantisipasi grup tersebut. Sebab anggota dalam grup tersebut mencapai 2.500 orang dan saat ini aktivitas grup masih berjalan.

Komisioner KPAI Bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak, Jasra Putra, telah mengambil langkah dan menyelidiki grup dengab berkoordinasi dengan kepolisian.

“Kita terus dalami dan berkoordiasi dengan kepolisian terkait penyelidikan grup ini. Apakah ada aktor orang dewasa yang memengaruhi anak-anak ini sehingga mereka membuat grup terbuka seperti dalam facebook,” kata Jasra, Senin (8/10).

Pihak KPAI pun meminta kepada pemerintah dalam hal ini Kominfo untuk memblokir grup facebook tersebut, kecuali untuk alasan penyelidikan bagi kepolisian. Selain itu meminta kepada Kemensos, Kemenkes dan Kemendikbud mengambil peran terkait anak pelaku maupun korban jaringan ini sesuai dengan kewenangan masing-masing.

“Katakanlah Kemensos bisa melakukan pendampingan dan rehabilitasi korban anak agar kembali kepada fungsi-fungsi sosialnya secara normal,” ujarnya.

Langkah lainnya yakni peran orang tua untuk melakukan komuniasi dan pendampingam secara baik kepada anaknya. Sebab, kelompok gay banyak dibentuk dari perilaku lingkunganya. Tak tertinggal, diimbau kepada netizen pun untuk turut andil dalam kasus ini, yakni dengan tidak melakukan bullying kepada semua pelaku.

“Meminta netizen untuk tidak melakukan bullying kepada anak pelaku maupun korban, sebab mereka butuh kita untuk memberikan informasi positif terkait perilaku menyimpang yang seharusnya kita ikut luruskan,” ujarnya.

Untuk diketahui, waktu dekat ini pihak KPAI akan menemui Pemerintah Daerah (Pemda) Garut terkait penanganan anak korban dan pelaku. Juga berkoordinasi dengan Polres Garut perihal oknum-oknum yang membuat grup facebook itu. Karena hingga saat ini belum diketahui pembuatnya termasuk kategori anak atau dewasa.

“Kita juga memastikan anak-anak tersebut terdampingi secara baik, karena perilaku menyimpang ini butuh intervensi semua pihak agar anak bisa menjalankan fungsi-fungsi sosialnya secara baik dan memahami nilai-nilai agama dan budaya ketimuran,” pungkasnya. 

Exit mobile version