Soal Penganiayaan Brutal, KPAI: Ini Momen Pembenahan Sekolah

JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengungkap hasil investigasi terkait kasus pemukulan secara brutal terhadap seorang siswa di dalam ruang kelas. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut ini harus menjadi momentum Kemendikbud untuk melakukan pembenahan sekolah. 

“KPAI berharap bahwa kasus-kasus kekerasan ini menjadi momentum bagi Kemendikbud, Kemenag dan Dinas-dias pendidikan di seluruh Indonesia untuk melakukan pembenahan sekolah,” kata Komisioner KPAI bidang pendidikan Retno Listyarti, ketika dihubungi detikcom, Rabu (8/11/2017). 

Ia menyebut sekolah semestinya menjadi tempat yang aman bagi siswa dan siswi sehingga tidak boleh ada kekerasan. Ia mengutuk kekerasan yang dilakukan oleh oknum guru terhadap murid maupun sesama murid. 

“Sekolah sejatinya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi peserta didik. Harus zero kekerasan, baik itu kekerasan yang dilakukan oleh guru terhadap murid, maupun antara murid dengan murid, dan sebagainya,” ungkapnya. 

Meski begitu, KPAI tetap mengapresiasi Kemendikbud dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) yang telah menindaklanjuti kejadian tersebut dengan cepat. Sebab hasil investigasi bisa menemukan fakta yang sebenarnya dengan cepat. 

“KPAI memberikan apresiasi atas respon cepat Kemendikbud untuk kasus kekerasan tersebut. KPAI memiliki tugas dan fungsi pokoknya yang terbatas menurut mandat UU yaitu PENGAWASAN. KPAI harus melakukan pengawasan terhadap pihak-pihak terkait untuk memastikan bahwa para pihak melakukan perlindungan terhadap anak. Dalam kasus ini Kemendikbud RI maupun Kementerian PPPA telah bertindak cepat menangani kekerasan di sekolah sebagaimana ada dalam video yang viral tersebut,” ujar Retno. 

Sebelumya, Kemendikbud merilis hasil investigasi atas kasus pemukulan secara brutal terhadap seorang siswa di dalam ruang kelas. Peristiwa itu terjadi di sebuah SMK di Pontianak, Kalimantan Barat.

Dari investigasi yang dilakukan Kemendikbud, diketahui pemukulan tersebut bukan dilakukan oleh guru atau pun orang tua siswa. Pemukulan dilakukan oleh sesama siswa.

“Itu kejadiannya di SMK Bina Utama, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, dan itu bukan kekerasan guru kepada siswa, dan juga bukan kekerasan orang tua kepada siswa, melainkan kekerasan antarsiswa di kelas. Karena badan siswa tersebut besar, sehingga terlihat seperti orang tua,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Hamid Muhammad lewat keterangan tertulisnya, Selasa (7/11). 

Exit mobile version